Network
KEPRI POST - Klaim Batam kekurangan pasokan ikan benggol dan mata besar hingga 11 ribu ton oleh Disperindag Batam, sehingga berencana akan mengimpor ikan dari luar negeri, mendapat tanggapan dari ketua aliansi nelayan Natuna Henri.
Jika benar Batam nantinya akan mengimpor ikan dari luar negeri, Henri yakin akan berdapak langsung pada keberlangsungan nasib nelayan di Batam dan juga berdampak secara luas terhadap harga ikan yang akan jatuh akibat adanya impor ikan.
Data dari Dinas Perikanan Natuna, jumlah 11 ribu ton kekurangan ikan benggol dan mata besar di Batam sendiri sebenarnya hanya 10 persennya saja dari produksi ikan di Natuna dalam setahunnya. Sebab, dalam setahun, nelayan di Natuna mampu memproduksi ikan tangkap mencapai 134 ribu ton lebih.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Natuna Hadi Suryanto menyatakan, Natuna siap apabila Batam menginginkan pasokan ikan tanpa harus mengimpor ke luar negeri.
Selama ini ikan di Natuna dikirim ke Jakarta, Kalimantan, Singapura dan Tanjungpinang.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2022, Natuna masuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Republik Indonesia 711. Potensinya mencapai 1,3 juta ton. Namun, hanya boleh ditangkap sekitar 900 ribu ton saja.
"Bisa dibilang, produksi ikan kami cukup melimpah," terangnya.
Harga ikan di Natuna sendiri sebenarnya cukup murah. Misalnya saja ikan tongkol di Natuna di jual mulai kisaran harga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Lalu, Ikan Mata Besar dijual dikisaran harga Rp 15 ribu, sedangkan Ikan Benggol dijual hanya di kisaran Rp 7 ribu saja. ***
