Apa Itu Bandung Spirit Summit? Ini Penjelasan Menteri Basuki Hadimuljono

- 22 Mei 2024, 17:30 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dalam acara WWF ke-10 2024 di Bali, Sabtu 18 Mei 2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dalam acara WWF ke-10 2024 di Bali, Sabtu 18 Mei 2024. /ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum/Aprillio Akbar/

KEPRI POST - Semangat kolaboratif global untuk menyelesaikan masalah air menjadi fokus utama dalam The Bandung Spirit Water Summit yang berlangsung pada 21 Mei 2024, kemarin. The Bandung Spirit Water Summit itu merupakan rangkaian World Water Summit ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Basuki Hadimuljono dan Ketua HELP yang merupakan mantan Perdana Menteri Korea, Han Seung-soo membuka acara The Bandung Spirit Water Summit tersebut.

Menteri Basuki Hadimujono mengatakan bahwa pengelolaan sumber daya air terintegrasi di pulau-pulau terkecil dan terluar sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan iklim dan kenaikan muka air laut.

Baca Juga: Hadiri World Water Forum ke-10 di Bali, Elon Musk Bangga Luncurkan Starlink di Indonesia

Ia memaparkan, pengelolaan sumber daya air menghadapi tantangan antara lain regulasi penanganan bencana, pengumpulan data dan analisa, peningkatan kapasitas dan koordinasi antar pemangku kepentingan.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kerja sama dalam pengembangan perencanaan strategis yang berfokus dalam meningkatkan kepedulian Pengelolaan Sumber Daya Air Terintegrasi di pulau-pulau kecil dan terluar dalam menghadapi perubahan iklim dan kenaikan muka air laut,” ujarnya dalam The 23rd High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) on Water and Disasters di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu, 19 Mei 2024.

Menurut Menteri Basuki Hadimuljono, Pemerintah Indonesia menginisiasi Pusat Keunggulan (Center of Excellent) Ketahanan Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim yang merumuskan pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial ekonomi dalam menghadapi perubahan iklim.

“Maka diperlukan jejaring dan kerja sama antar pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah, swasta, dan akademisi sehingga dapat menjadi pusat pengembangan teknologi, peningkatan kapasitas, penerapan solusi efektif untuk perubahan iklim dan tantangan SDA yang berkesinambungan dan inklusifitas,” ujar Basuki.

Profesor Kenzo Hiroki, National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) sekaligus koordinator High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) mengatakan, panel tingkat tinggi itu memiliki makna khusus karena mengangkat dan meningkatkan pembahasan masalah air ke platform politik solidaritas dan kemakmuran bersama.

The Bandung Spirit Water Summit akan menjadi koridor politik baru untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui air. “Di forum ini, para pemimpin negara, organisasi internasional, ahli, serta pemangku kepentingan akan berdialog dan menghasilkan The Spirit of Bandung: acall to action,” kata Kenzo.

Dengan mengumpulkan para kepala negara, pemangku kepentingan, dan para ahli, The Bandung Spirit Water Summit akan merumuskan proposal dan tindakan nyata. Ada lima fokus utama dalam The Bandung Spirit Water Summit, yaitu air dan perdamaian, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, sanitasi dan air untuk semua, keuangan dan pemerintahan, serta generasi muda.

Bandung Spirit adalah istilah yang merujuk pada negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika 1955 yang bekerja sama kolaboratif dan saling menguntungkan antara negara anggotanya. Menteri Basuki sebelumnya menyuarakan Bandung Spirit itu dalam sejumlah kesempatan, termasuk dalam 21st HELP on Water and Disasters di Madrid 2023 lalu.

“Semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung akan menjadi landasan diselenggarakannya World Water Forum ke-10 di Bali pada tahun 2024, tidak hanya sebagai landasan filosofis tetapi juga sebagai konsep dasar forum tersebut,” ujar dia ketika itu.

Basuki meyakini semangat KAA tetap relevan dalam mengatasi berbagai permasalahan bersama yang memerlukan konsensus global sebagai solusinya, di antaranya melalui World Water Forum. Pertemuan ini mentransformasi semua kebijakan, spirit, semangat, untuk bersama-sama menyongsong masa depan, membuat air sebagai sumber kehidupan dan perdamaian.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah