SMPN 9 Pulau Penyengat Tanjungpinang Jadi Pilot Project Program Sekolah Penggerak di Kepri

- 30 Desember 2022, 14:50 WIB
Kemendikbudristek memilih SMPN 9 Tanjungpinang di Pulau Penyengat sebagai sekolah penggerak di Kepri.
Kemendikbudristek memilih SMPN 9 Tanjungpinang di Pulau Penyengat sebagai sekolah penggerak di Kepri. /Tangkap layar/smpn 9/

KEPRI POST - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memilih SMPN 9 di Pulau Penyengat, Tanjungpinang dalam program sekolah penggerak di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

SMPN 9 Pulau Penyengat Tanjungpinang menjadi pilot project program sekolah penggerak, yakni program merdeka belajar yang fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, meliputi kompetensi literasi, numerasi, dan karakter.

Kepala SMPN 9 Tanjungpinang, Said Mukhlis mengaku bersyukur dan bangga atas terpilihnya sekolah tersebut dalam program sekolah penggerak di Tanjungpinang.

Sebelumnya ia tidak menyangka bisa lolos dalam proses seleksi yang begitu ketat. Dari 30 orang kepala sekolah negeri dan swasta di Tanjungpinang yang mengikuti seleksi secara nasional, hanya SMPN 9 Tanjungpinang yang akhirnya lolos.

Baca Juga: PT Xinyi Glass Gresik Buka Lowongan Kerja Gaji hingga Rp15 Juta, Simak Syaratnya

"Alhamdulillah, kami satu satunya sekolah negeri yang lolos sebagai sekolah penggerak, meski sekolah kami lokasinya di pulau. Paling tidak, kita bisa mewakili sekolah negeri lainnya dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya dan rekan-rekan guru," katanya, Jumat 30 Desember 2022.

Said menerangkan, meski penerapan sekolah penggerak baru berlangsung pada tahun ajaran 2023/2024, namun sebelumnya pihaknya sudah mengaplikasikan kurikulum merdeka di sekolahnya. Salah satu penerapannya melalui penggunaan chromebook dalam pelaksanaan ujian, e-raport, hingga assesmen diagnostik.

Meski, di sekolahnya ini sulit mendapatkan sinyal internet, namun fokus utamanya adalah digitalisasi. Karena itu, ia memberi alat pendukung pembelajaran berupa modem orbit kepada guru yang bisa di bawa ke kelas dan lingkungan sekolah.

"Belajar kan tidak mesti di kelas saja, tapi bisa di alam terbuka seperti di bawah pohon dan lainnya. Kami memanfaatkan fasilitas yang ada untuk proses belajar mengajar agar siswa tidak bosan," katanya.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x