Makam Sultan Mahmud Riayat Syah Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini Sejarah Perjuangannya!

- 1 April 2023, 21:25 WIB
Makam Sultan Mahmud Riayat Syah menjadi cagar budaya nasional, ini sejarah perjuangannya melawan Belanda.
Makam Sultan Mahmud Riayat Syah menjadi cagar budaya nasional, ini sejarah perjuangannya melawan Belanda. /tangkap layar/makam sultan/

KEPRI POST - Pemerintah menetapkan makam Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai cagar budaya nasional. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2023.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Kepri Juramadi Esram mengatakan, sebelumnya Bupati Lingga sudah menetapkan makam Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai cagar budaya Lingga berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 481 Tahun 2019.

Kemudian pada 2021, Gubernur Kepri melalui keputusan Nomor 1463 Tahun 2021 menetapkan makam Sultan Mahmud Riayat Syah yang terletak di belakang Masjid Jami Sultan Daik Lingga ini sebagai cagar budaya Provinsi Kepri.

"Selanjutnya pada tahun 2022, Disbud Kepri melalui surat nomor 431/057/DISBUD/2.0/2022 tanggal 19 Mei 2022 mengusulkan kompleks makam Sultan Mahmud Riayat Syah menjadi cagar budaya nasional," ujar Juramadi, Sabtu 1 April 2023.

Baca Juga: Tempat Bersejarah di Tanjungpinang, Ini 3 Situs Cagar Budaya yang Layak Dikunjungi

Menindaklanjuti usulan tersebut dan setelah melewati kajian dan masukan dari Tim Ahli Cagar Budaya Nasional, Mendikbudristek menerbitkan Surat Keputusan Nomor 56/M/2023 pada 27 Februari 2023 yang menetapkan Kompleks Makam Sultan Mahmud Riayat Syah menjadi Cagar Budaya Nasional.

Sultan Mahmud Riayat Syah atau Sultan Mahmud Syah III adalah Sultan yang di-Pertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga yang memerintah pada tahun 1770 sampai 1811. Ia terkenal dengan kegigihannya melawan Belanda dengan strategi perang gerilya Laut.

Perlawanan itu dilakukan Sultan Mahmud Riayat Syah saat Belanda menyerang Kerajaan Johor di Hulu Riau pada tahun 1784. Tidak tanggung-tanggung, Belanda mengirim kapal utrecht serta enam buah kapal perang di bawah komando Jacob Pieter van Braam.

Perang antara Johor dan Belanda pun tak terhindarkan, namun berakhir dengan kemenangan Belanda. Kemenangan Belanda itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian oleh Sultan Mahmud Riayat Syah dengan VOC.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x