Network
KEPRI POST - Kerusuhan antara taksi online vs konvensional di area Bandara Hang Nadim Batam yang harusnya merupakan objek vital, mencoreng nama Batam sekaligus Provinsi Kepri sebagai daerah tujuan investasi dan pariwisata. Hal tersebut justru menciptakan perseden buruk dan momok tersendiri. Seperti yang dikatakan Ketua Apindo Kota Batam Rafki Rasyid misalnya.
Ketua Apindo Kota Batam berharap, kerusuhan antar taksi online vs konvensional di objek vital seperti Bandara Hang Nadim Batam maupun pelabuhan serta pusat perbelanjaan di Batam bisa segera diakhiri sebelum memperburuk citra Batam di daerah luar maupun di manca negara.
Menurut Ketua Apindo Kota Batam, untuk mengurai persoalan taksi online vs konvensional, perlu ketegasan pengelola kawasan maupun pemerintah di daerah. Kalau persoalan tersebut dibiarkan berlarut-larut, tak mustahil Batam yang diwacanakan sebagai Smart City, akan jadi pepesan dan slogan belaka.
Baca Juga: Sopir Taksi Bandara Hang Nadim Batam Ancam Penumpang Naik Taksi Online: Saya Berkuasa Disini
Soal transportasi di Batam sendiri, menurut Ketua Apindo Batam, perlu ada aturan dan ketegasan yang nyata dan komprehensif, bukan hanya lips service, namun harus real implementasinya.
Namun jika aturan dibuat hanya bersifat sementara, kontemporer, maka yang namanya bentrok, rusuh antartaksi online vs konvensional, akan selalu terjadi tanpa pemerintah mampu mencegahnya. ***
