Network
KEPRI POST - Harga sejumlah komoditas pangan yang dijual di kegiatan Gerakan Pangan Murah Tingkat Kota Batam yang digelar di lapangan bola Legenda Malaka, Jumat, 1 Maret 2024, ternyata tak jauh beda dibandingkan harga di sejumlah pasar atau toko grosir. Hal tersebut membuat warga yang datang tampak kecewa.
Seperti misalnya saja yang saat ini dikeluhkan warga yakni harga cabai, di kegiatan Gerakan Pangan Murah Kota Batam, cabai dijual dengan harga melebihi Rp 100 ribu, tepatnya Rp 110 ribu per kilogram (kg) nya.
Tak hanya cabai saja yang dijual dengan harga yang sebetulnya bukan murah, tapi sama seperti di pasaran. Komoditas pangan lainnya seperti misalnya telur, di Gerakan Pangan Murah Tingkat Kota Batam dijual dengan harga yang sama dengan yang di sejumlah grosir. Telur dijual Rp 54 ribu per papannya. Sedangkan di sejumlah toko grosir, justru dijual lebih murah, hanya Rp 53 saja. Hal tersebut tak sesuai dengan tagline atau jargon Gerakan Pangan Murah Kota Batam.
Berikutnya seperti beras SPHP atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, atau biasa disebut beras Bulog misalnya. di sejumlah grosir di Batam per kemasan 5 kg nya dijual Rp 54 ribu. Sedangkan di Gerakan Pasar Murah Kota Batam per 5 kg dijual dengan selisih hanya Rp1.000 saja atau Rp 53 ribu.
Gerakan Pangan Murah yang digelar Pemko Batam sendiri, menurut Sekda Kota Batam Jefridin, meruapkan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah Kota Batam dengan sejumlah asosiasi distributor pangan yang bertujuan menstabilkan harga pangan di masyarakat.
Selain itu, tujuan digelar Gerakan Pangan Murah sendiri, untuk mengendalikan inflasi di tengah harga pangan yang menyumbang kontribusi tingkat inflasi yang cukup signifikan.
Gerakan Pangan Murah sendiri, tak hanya digelar sekali, namun sebanyak empat kali di lokasi berbeda di Batam.
Mendekati Ramadan nanti, Pemko Batam juga akan mengelar pasar murah yang masih berkolaborasi bersama sejumlah distributor pangan di Batam. ***
