Kecewa Anies Pilih Cak Imin Jadi Cawapres di Pemilu 2024, Ini 3 Pengkhianatan Menurut Demokrat

- 2 September 2023, 09:30 WIB
Kecewa Anies pilih Cak Imin jadi cawapres di Pemilu 2024, ini tiga pengkhianatan menurut Partai Demokrat.
Kecewa Anies pilih Cak Imin jadi cawapres di Pemilu 2024, ini tiga pengkhianatan menurut Partai Demokrat. /ANTARA/Muhammad Adimaja/

KEPRI POST - Tidak hanya mencabut dukungan kepada bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan yang memilih Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024, Partai Demokrat juga menyebut tentang pengkhianatan.

Iftitah Sulaiman Suryanagara selaku mantan Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan membeberkan tiga pengkhianatan setelah menjelaskan kronologis perjalanan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Koalisi yang mengusung bakal capres Anies Baswedan di Pemilu 2024 ini akhirnya ambyar dengan bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hasil Rapat Majelis Tinggi pada Jumat, 1 September 2023 malam, Demokrat akhirnya mencabut dukungannya kepada bakal capres Anies Baswedan karena menilai adanya pengkhianatan terhadap semangat perubahan.

Baca Juga: Anies Pilih Cak Imin Jadi Cawapres di Pemilu 2024, Demokrat Cabut Dukungan

"Situasi yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Menjelang finalisasi kerja parpol KPP dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental pada Selasa malam, 29 Agustus 2023. Ketua Umum Nasdem Surya Paloh secara sepihak menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai capres Anies," kata Iftitah.

Ia menjelaskan bahwa perubahan itu tidak hanya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap terhadap semangat perubahan. Namun juga pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati ketiga parpol, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS. Serta pengkhianatan yang disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin koalisi perubahan.

Iftitah mengaku sudah mendapatkan konfirmasi langsung dari capres Anies mengenai kerjasama Nasdem dan PKB serta kabar duet dengan Cak Imin sebagai cawapres. Bergabungnya PKB dinilai merupakan persetujuan sepihak Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh dan Demokrat seperti 'dipaksa untuk menerima keputusan itu'.

Padahal, Partai Nasdem sudah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres sejak 3 Oktober 2022. Namun, hingga 22 Januari 2023, baik Anies maupun Nasdem belum berhasil membentuk koalisi parpol yang memenuhi presidential treshold 20 persen.

Baca Juga: Ini Kronologis Anies Pilih Cak Imin Jadi Cawapres di Pemilu 2024 Versi Partai Demokrat

Atas dasar persahabatan dan chemsitry yang selama ini terbangun antara Anies dan AHY, maka pada 23 Januari 2023m di sebuah rumah di Jalan Lembang, Jakarta Pusat, Anies mengajak AHY untuk menjemput takdir bersama di Pemilu 2024. Anies membawa Nasdem dan AHY membawa Demokrat, untuk keduanya bekerjasama mengajak PKS.

"Secara formal, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) diresmikan 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketua umum parpol," katanya.

Kemudian pada 14 Juni 2023, berdasarkan mandat dari ketiga Ketua Umum parpol, Anies memutuskan untuk memilih AHY sebagai cawapres. Nama AHY sebagai cawapres, kemudian disampaikan kepada para ketua umum dan majelis tinggi masing-masing partai.

"Menurut capres Anies, ketiga parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan," kata Iftitah.

Bahkan, lanjut Iftitah, Anies menuliskan keputusan itu dalam bentuk tulisan dalam surat yang ditandatangani kepada AHY pada 25 agustus 2023. Inti dari surat tersebut adalah untuk meminta secara resmi agar AHY bersedia menjadi cawapres Anies.

Sementara itu sejumlah kader Demokrat di berbagai daerah menurunkan baliho bergambar Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pasca kabar duet Anies dan Cak Imin. Mereka terlihat geram dengan gagalnya AHY menjadi cawapres untuk Anies Baswedan.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah