Network
KEPRI POST - One Piece memiliki beberapa transformasi terbaik di anime, dan Gear 5 adalah yang paling ikonik.
Tampaknya tak terbendung, transformasi ini membuat Luffy bertarung dengan kebebasan mutlak dan mengubah kenyataan sesuai keinginannya.
Namun pertarungan dengan Kaido menunjukkan bahwa Gear 5 memiliki setidaknya satu kelemahan, yakni serangan memotong atau tebasan pedang.
Baca Juga: Karakter Kuma dan Iron Giant Ungkap Misteri Terbesar One Piece Chapter 1092
One Piece Chapter 1093 menegaskan hal ini, membuktikan bahwa Gear 5 sebenarnya tidak terkalahkan.
Pada pertarungan terakhir Luffy dengan Kaido di atas Onigashima, hampir semua serangan Kaido tidak berhasil melawan kemampuan kartun Gear 5.
Frustrasi, Kaido berubah menjadi bentuk naganya, dan menggunakan kekuatannya untuk menembakkan beberapa tebasan udara ke Luffy.
Kaido mengatakan bahwa kekuatan berbasis permen karet masih rentan terhadap tebasan pedang, dan ini terbukti menjadi masalahnya. One Piece chapter 1093 membuktikan bahwa Kaido memang benar.
Baca Juga: Luffy Gear 5 Mendapat Tampilan Anime Resmi Pertama di Trailer One Piece
Setelah Luffy mengaktifkan Gear 5 untuk melawan Laksamana Kizaru yang sangat kuat, Marinir yang licik menggunakan kekuatannya membuat pedang laser.
Pedang laser tersebut menggunakannya untuk menebas Luffy, yang mulai mengeluarkan darah dari pipinya dan bahkan mengatakan dengan lantang bahwa serangan itu menyakitinya.
Gear 5 milik Luffy menggemparkan dunia. Debutnya di manga diperdebatkan selama berbulan-bulan, dan kemudian, ketika muncul di anime juga, Gear 5 merusak internet dengan membuat server layanan streaming paling populer.
Fans sangat menyadari bahwa transformasi ini adalah hasil dari kebangkitan kekuatan Buah Iblis Luffy, setelah terungkap bahwa Gumo Gumo no Mi adalah nama palsu.
Hal itu dibuat untuk menyembunyikan sifat sebenarnya dari Buah Iblis Mythical Zoan, yang memberikan pemiliknya kekuatan Buah Iblis. Dewa Matahari legendaris Nika.
Dalam bentuk itu, kekuatan karet Luffy meluas ke dunia di sekitarnya, memungkinkan dia bertarung dengan kebebasan mutlak dan pada dasarnya mengubah kenyataan menjadi kartun.***
