7 Tradisi Imlek di Batam dan Kepri yang Penuh Arti

- 16 Januari 2023, 07:00 WIB
Berikut tujuh tradisi perayaan Imlek yang kerap dilakukan warga Tionghoa di Batam, Provinsi Kepri yang sangat berarti.
Berikut tujuh tradisi perayaan Imlek yang kerap dilakukan warga Tionghoa di Batam, Provinsi Kepri yang sangat berarti. /tangkap layar/imlek/

KEPRI POST - Berikut tujuh tradisi yang kerap dilakukan warga Tionghoa dalam perayaan Imlek di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang penuh arti.

Perbedaan budaya di masing-masing daerah membuat tradisi perayaan Imlek antardaerah di Indonesia terkadang juga berbeda, termasuk di Batam dan Kepri.

Tradisi ini sudah dilakukan bertahun-tahun dan turun temurun oleh warga Tionghoa di Batam dan Kepri, baik menjelang maupun saat perayaan Imlek.

Arti Imlek adalah tahun baru dalam sistem penanggalan atau kalender China yang diperingati dengan perayaan budaya oleh warga Tionghoa.

Baca Juga: Bazar Imlek Tanjungpinang hingga 21 Januari 2023, Hadirkan Suasana Malam Berbeda di Kota Lama

Tradisi perayaan tahun baru Imlek ini dimaksudkan sebagai doa bagi keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru. Tradisi tersebut meliputi perjamuan atau makan malam bersama, berkumpul bersama keluarga, saling berbagi angpao, hingga penampilan barongsai, petasan, dan kembang api.

Dalam perayaan tahun baru Imlek, semua keluarga berkumpul untuk memohon kebahagiaan sepanjang tahun. Tak hanya itu, perayaan tahun baru Imlek ini juga dapat dijadikan momen berkumpul bersama untuk mengucapkan selamat tahun baru Imlek.

Berikut tujuh tradisi perayaan Imlek di Batam dan Kepri yang sangat berarti:

1. Membersihkan dan mendekor rumah

Beberapa hari menjelang Imlek, biasanya warga Tionghoa akan melakukan bersih-bersih ataupun mendekor rumah.

Menjelang Imlek merupakan kesempatan bagi warga Tionghoa untuk bersih-bersih, karena saat Imlek mereka menghindari untuk melakukannya. Alasannya, bisa membuang keberuntungan yang ada di suatu rumah.

Selain bersih-bersih, mereka juga akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendekor rumah dengan pernak-pernih khas Imlek yang identik dengan warna merah.

Baca Juga: 7 Hotel Murah di Tanjungpinang Lengkap Alamat dan Fasilitasnya, Harganya Ada yang Rp100 Ribuan

2. Makan malam bersama

Berkumpul dengan keluarga dan makan malam bersama atau Thuan Yen Fan juga menjadi tradisi bagi warga Tionghoa, sehari menjelang perayaan Imlek.

Bagi yang belum berkeluarga, mereka akan makan malam bersama dengan orangtua dan perempuan yang sudah berkeluarga makan malam bersama suaminya. Sementara bagi laki-laki yang sudah berkeluarga akan ikut makan malam bersama dengan keluarga besarnya.

Makan malam ini tidak sekadar untuk menikmati hidangan bersama keluarga besar, namun lebih dari itu, juga menjadi sarana untuk memerperat hubungan sesama keluarga.

3. Ikan dingkis

Ikan merupakan salah satu menu hidangan yang tak pernah terlewat saat menikmati hidangan makan malam bersama. Namun uniknya di Batam, ada ikan khusus yang menjadi ke-khas-an menu hidangan makan malam bersama, yakni ikan dingkis.

Ikan dingkis yang bagus adalah yang sedang bertelur, karena dipercaya sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan bagi anggota keluarga.

Uniknya, ikan dingkis ini hanya bertelur sekali dalam setahun, yakni menjelang Imlek. Di luar waktu tersebut, ikan dingkis tidak bertelur.

Menjelang Imlek, ikan-ikan dingkis yang biasanya berada di tengah laut juga akan berpindah ke tepian. Momen inilah yang menjadi buruan nelayan Batam untuk mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan dingkis.

Harga ikan dingkis yang sedang bertelur sangat mahal saat Imlek, bisa hingga 10 kali lipat dibanding harga pada hari-hari biasa. Selain di Batam, budaya mengonsumsi ikan dingkis saat Imlek juga menjadi tradisi warga Tionghoa di Kepri lainnya, seperti di Tanjungpinang, Bintan, dan Karimun.

Baca Juga: Nelayan Batam Pasang Kelong Berburu Ikan Dingkis, Hidangan Khas Imlek yang Dipercaya Bawa Hoki

4. Sembahyang

Sembahyang di klenteng-klenteng atau Vihara merupakan salah satu tradisi bagi warga Tionghoa menyambut Tahun Baru Imlek.

Tradisi ini biasanya disertai dengan sungkeman kepada orangtua usai melakukan sembahyang bersama keluarga.

5. Mengunjungi dan kumpul keluarga

Mengunjungi dan berkumpul bersama keluarga dan kerabat yang sudah lama tidak bertemu menjadi tradisi saat perayaan Imlek.

Saat berkumpul bersama keluarga, biasanya tersedia sayur tujuh warna, seperti wortel, kol ungu, timun, dan sayuran lainnya. Untk lauknya adalah ikan.

Selain itu, di antara keluarga atau kerabat juga akan saling berbagi jeruk sebagai wujud doa bagi kesehatan dan kesuksesan.

6. Berbagi angpau

Saling memberi uang yang dimasukkan ke dalam amplop kecil berwarna merah juga menjadi tradisi dalam setiap perayaan Imlek di Batam dan Kepri.

Pemberian angpau ini dilakukan orangtua kepada anak atau cucu yang belum menikah. Sedangkan bagi yang sudah menikah, biasanya akan memberikan angpau kepada orangtua.

Tradisi memberikan angpau juga sebagai harapan yang baik bagi orangtua kepada anak atau cucu-cucunya agar senantiasa memiliki keberuntungan dan kesuksesan dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Batam yang Murah dan Gratis, Ada Museum hingga Pantai

7. Cap Go Meh

Tradisi Cap Go Meh dengan memanjatkan doa dan makan kue keranjang biasa dilakukan untuk mengakhiri perayaan Tahun Baru Imlek.

Penutupan rangkaian tradisi Imlek ini kerap berlangsung secara meriah dengan hiburan, festival lampion, barongsai, hingga pesta kembang api.

Demikian tujuh tradisi perayaan Imlek di Kota Batam dan Provinsi Kepri yang penuh arti serta sudah berlangsung secara turun temurun hingga saat ini.***

Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x