KEPRI POST - Didi Prasetyo atau lebih dikenal dengan sebutan Didi Kempot, adalah penyanyi campursari kawakan asal kota Solo, Jawa Tengah. Meski sosok musisi tersebut telah berpulang namun karyanya masih dapat kita nikmati hingga saat ini.
Hari ini, Minggu 26 Februari Google membuatkan gambar doodle untuk mengenang Didi Kempot karena telah menelurkan banyak karyanya yang bahkan mampu dikenal menembus hingga luar negeri. Dari karyanya dunia mampu mengenal campursari, yang juga merupakan budaya asli Indonesia.
Lagunya yang kebanyakan dinilai memiliki arti dalam dan mampu mewakili perasaan sedih seperti patah hati dan kehilangan, membuat Didi Kempot menyandang gelar Godfather of Broken Heart. Bahkan karena rasa cintanya terhadap sang maestro para penggemar membuat komunitas dengan sebutan Sobat Ambyar.
Baca Juga: Film Anime Suzume no Tojimari, Kisah yang Terinspirasi dari Fenomena yang Terjadi di Jepang
Tidak hanya bagi penggemar di Indonesia nama Didi Kempot juga telah dikenal hingga manca negara. Hal tersebut dibuktikan dengan tur nya di Suriname pada tahun 1993, dan Belanda pada tahun 1996, melalui lagunya yang saat itu hits ‘Cidro’ dapat diterima di kedua negara tersebut.
Dari pencapaian yang telah dilakukan musisi Didi Kempot sang Godfather of Broken Heart, kita dapat melihat bukti bahwa budaya Indonesia mampu diterima oleh masyarakat Internasional.
Lalu apa yang dapat kita pelajari dari sang Godfather of Broken Heart tersebut? Simak poin-poin penting berikut ini:
Tidak Boleh Menyerah
Seperti dilansir dari Antara, Didi Kempot memulai karirnya sebagai musisi jalanan. Cerita suksesnya tidak berawal dari sang ayah atau kakaknya yang lebih dikenal melalui seni peran, melainkan dari kerja kerasnya dan sikap pantang menyerah.
Didi Kempot memiliki pengalaman menyanyi dari bus ke bus, dari satu tempat ke tempat lain. Hingga akhirnya dilirik oleh salah satu label musik untuk melakukan tanda tangan kontrak, pada tahun 1989.