Sejumlah Tantangan dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Guru Penggerak

- 16 Juli 2022, 08:45 WIB
Seleksi Program Guru Penggerak tahun 2022
Seleksi Program Guru Penggerak tahun 2022 /@kemdikbud.ri/Instagram/

KEPRI POST - Sejumlah tantangan mewarnai Pelaksanaan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang sedang gencar dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Beberapa guru yang mengikuti program tersebut mengungkapkan sejumlah tantangan tersebut. Mulai dari menyesuaikan paradigma pembelajaran yang baru dengan yang sebelumnya telah tertanam lama hingga persoalan zona nyaman.

Seperti diketahui, hingga Mei 2022 PPGP telah memasuki angkatan kelima. Sejauh ini, sekitar 5.500 guru telah dinyatakan lulus sebagai guru penggerak melalui program tersebut.

Salah satunya adalah Aris Supriadi, guru SD Islam Terpadu Hidayah dari Ngawen, Klaten, yang mengikuti PPGP. Ia mengikuti pelatihan dalam program itu selama sembilan bulan.

Baca Juga: Rekrutmen Tenaga Pendukung Kemenko Perekonomian Paling Lambat 19 Juli, Ini Linknya

Aris merupakan peserta PPGP angkatan ketiga. Selama pelatihan, ia mengaku kerap diajarkan metode pengajaran yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.

”Beberapa materi yang diajarkan adalah metode pembelajaran terdiferensiasi dan sosial emosi,” ujarnya, Rabu 13 Juli 2022.

Metode pembelajaran terdiferensiasi, jelasnya, merupakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak. Mulai dari siswa bertipe visual, yang lebih terbiasa menerima pelajaran melalui cara membaca atau melihat.

Kemudian tipe audio, yang terbiasa menerima informasi melalui pendengaran dan tipe motorik, yang lebih bisa mencerna informasi melalui kegiatan di luar ruangan.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x