Kisah Nabi Ilyas dan Ilyasa: Keistimewaan, Sejarah, dan Hikmah

- 26 September 2023, 18:00 WIB
Nabi Ilyas adalah keturunan dari Nabi Harun. Beliau diutus pada kaum Punichia yang termasuk golongan Bani Israil
Nabi Ilyas adalah keturunan dari Nabi Harun. Beliau diutus pada kaum Punichia yang termasuk golongan Bani Israil /Rian S Putra/

KEPRI POST - "Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, 'Selamat sejahtera bagi Ilyas." (QS. Ash Shaaffaat [37]: 129-130)

Nabi Ilyas adalah keturunan dari Nabi Harun. Beliau diutus pada kaum Punichia yang termasuk golongan Bani Israil yang mendurhakai Allah SWT. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Ba'al.

Nabi Ilyas adalah seorang yang taat beribadah. Ia juga sangat sabar dan pantang putus asa. la gemar menolong orang-orang yang sedang kesusahan.

Dengan kelebihannya itu, Allah mengabadikan kisah Nabi Ilyas sebagai teladan bagi generasi berikutnya. Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada Nabi Ilyas. Allah juga menggolongkannya termasuk hamba-hamba-Nya yang beriman.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman AS

Allah berfirman: "(Ingatlah) ketika dia (llyas) berkata kepada kaumnya, Mengapa kamu tidak bertakwa?' Patutkah kamu menyembah bal dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta." (Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 124-125)

"Mengapa kamu tidak bertakwa?' Patutkah kamu menyembah ba`l dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik pencipta. Allah tuhanmu dan tuhan nenek moyangmu yang terdahulu," seru Nabi Ilyas.

Namun, kaum Phunicia menolak seruan Nabi Ilyas. Mereka justru mencaci maki Nabi Ilyas. Nabi Ilyas tidak putus asa. la terus berdakwah kepada kaumnya. Kaum Phunicia rupanya merasa kesal kepada Nabi Ilyas. Mereka berpikir Nabi Ilyas telah mengganggu ketenteraman hidup mereka. Akhirnya, mereka sepakat untuk menyingkirkannya.

Kaum Phunicia mengusir Nabi Ilyas. Kalau tidak mau pergi, mereka akan menghabisi Nabi Ilyas. Ternyata, ancaman mereka tidak main-main. Ketika Nabi Ilyas sedang berdakwah, mereka mengejar-ngejar Nabi Ilyas untuk dibunuh. Nabi Ilyas melarikan diri untuk menghindari kejahatan kaumnya. Dalam pelarian itu, Nabi Ilyas bertemu dengan sebuah keluarga yang sangat baik. Nabi Ilyas diterima dan diperlakukan dengan baik.

Ternyata, salah seorang anggota keluarga itu sedang sakit. la seorang anak muda bernama Ilyasa. Sakitnya sangat parah. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar Ilyasa disembuhkan. Doa Nabi Ilyas dikabulkan. Ilyasa pun sembuh dari sakitnya.

Akhlak Nabi Ilyas yang mulia membuat Ilyasa tertarik. Ia pun mengikuti ajaran yang dibawanya. Ilyasa bersedia menemani Nabi Ilyas dalam berdakwah. Nabi Ilyas mendapat teman baru dalam berdakwah.

Ilyasa Diangkat Menjadi Nabi

Allah berfirman:

"Dan Ismail, Ilyasa, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat yang lain (pada masanya)." (QS. Al An'am [6]: 86)

Sekian lama Ilyasa mendampingi Nabi Ilyas berdakwah. Akhirnya, ia diangkat Allah menjadi nabi dan rasul. Setelah diangkat menjadi nabi, ia bersama Nabi Ilyas bahu-membahu berdakwah menyampaikan agama Allah.

Tantangan dan rintangan dalam berdakwah dihadapi bersama. Mereka saling menyokong dan kompak dalam menjalankan tugasnya sebagai nabi dan rasul.

Kemunafikan Kaum Phunicia

Sepeninggal Nabi Ilyas, kaum Phunicia ditimpa musibah. Negeri mereka dilanda kemarau panjang tiga tahun berturut-turut. Terik matahari membakar sawah ladang mereka. Tanaman mereka mati mengering. Hewan ternak mereka juga mati kehausan.

Kaum Phunicia sangat menderita. Mereka mulai mengalami kelaparan. Sawah dan ladang mereka gagal panen. Saat itu, mereka teringat kepada Nabi Ilyas. Mereka merasa berdosa telah mengingkari seruan Nabi Ilyas.

Kaum Phunicia bermusyawarah untuk menemukan jalan keluar dari krisis. Mereka sepakat mencari Nabi Ilyas. Mereka ingin bertobat. Mereka menjelajahi jazirah Arab. Akhirnya, setelah melalui pencarian yang panjang, mereka berhasil bertemu dengan Nabi Ilyas. Saat itu Nabi Ilyas tengah bersama Nabi Ilyasa.

"Wahai ilyas, tolonglah kami. Negeri kami dilanda kemarau panjang. Kami terancam kelaparan. Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar mencabut musibah itu. Kami berjanji akan bertobat kepada Allah dan mengikuti ajaranmu," tutur mereka penuh iba.

Sebagai bukti, mereka juga mengajak Nabi Ilyas kembali ke Yordan. Sesampainya di sana, mereka menghancurkan berhala-berhala sesembahan mereka, termasuk ba'l. Melihat kesungguhan kaumnya, Nabi Ilyas merasa tidak tega.

Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar mengangkat kemarau dan menurunkan hujan. Tidak lama kemudian turun hujan lebat. Tanah kembali subur. Tanaman mulai tumbuh dan akhirnya berbuah. Mereka kembali hidup makmur. Mereka juga patuh mengikuti ajaran Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa.

Namun, beberapa tahun kemudian, setelah Nabi Ilyas wafat, kaum Phunicia kembali ke kebiasaan lama. Mereka kembali menyembah berhala. Mereka juga menggunakan harta mereka untuk berbuat maksiat. Nabi Ilyasa dengan gigih menyeru mereka agar kembali ke jalan yang benar. 

Namun, mereka tidak mau sadar. Kesesatan mereka justru semakin menjadi-jadi. Akhirnya, Nabi Ilyasa berdoa agar Allah menimpakan azab-Nya. Tidak lama kemudian, azab kemarau panjang kembali melanda Yordan. Kali ini lebih panjang dan panas dari sebelumnya. Kaum Phunicia ditimpa paceklik. Mereka akhirnya mati kelaparan.

Hikmah Kisah

Kita bisa memetik pelajaran berharga dari kisah Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa bahwa sikap sabar dan pantang putus asa merupakan sikap terpuji dan modal meraih keberhasilan. Sementara itu, sifat munafik akan mendatangkan malapetaka yang besar. Bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x