Menyusuri Sejarah Pusat Pemerintahan Batam di Pulau Buluh dan Pulau Boyan

- 12 Juli 2022, 09:05 WIB
Aktivitas pegawai kecamatan di sekitar bangunan sejarah perkembangan Batam di Pulau Buluh.
Aktivitas pegawai kecamatan di sekitar bangunan sejarah perkembangan Batam di Pulau Buluh. /Facebook/Pulau Buluh

KEPRI POST - Pulau Buluh merupakan pulau yang bersejarah bagi awal mula Batam. Begitu juga Pulau Boyan yang menyimpan banyak sejarah bagi perkembangan Batam.

Di masa lalu, Pulau Buluh merupakan salah satu pusat pemerintahan Batam, selain Nongsa. Sementara di Pulau Boyan dulunya terdapat kantor onder afdeling semacam sub distrik untuk mengawasi semua wilayah Batam.

Pada tahun 1895 Pulau Buluh merupakan bagian dari ke-amiran (kepemimpinan) Kerajaan Riau Lingga.

Amir pertama di Pulau Buluh adalah Tengku Umar bin Tengku Mahmud. Sedangkan di Nongsa yang menjadi amir pertama adalah putra keturunan Raja Isa, yakni Raja Mahmud bin Raja Yakup bin Raja Isa atau Nong Isa.

Baca Juga: Perkenalkan Batik Gonggong Kepri di Ivent Putra Putri Remaja Nusantara 2022 Jawa Tengah, Keysha: Mohon Doanya

Selain pusat pemerintahan, Pulau Buluh juga menjadi pusat perdagangan bagi pulau-pulau di sekitarnya dengan hadirnya Pasar Pulau Buluh. Arsitektur bangunan di sisi kiri dan kanan pasar mirip pasar yang ada di Malaka dan Penang, Malaysia.

Dulunya pasar ini dikembangkan oleh tauke keturunan China bernama Tan Iu Tse, pemilik Toko Bahagia, toko pertama yang menyuplai makanan di Pulau Buluh.

Tan Iu Tse merupakan seorang Taulo, semacam Camat atau Kepala Administrasi Pemerintahan bagi orang China. Taulo tidak hanya mengurusi pemerintahan bagi orang China saja, namun juga mengurusi masalah ekonomi.

Sebagai pusat perdagangan dan niaga di Batam, Pulau Buluh memiliki infrastruktur yang lengkap lengkap. Termasuk keberadaan bioskop bernama Capitol yang berdasarkan informasi, dulu lokasinya berada di vihara sekarang.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x