Garuda Telat Ajukan Jadwal Penerbangan, 20 Ribuan Jemaah Haji Indonesia Terdampak

- 28 Juni 2024, 10:30 WIB
Maskapai Garuda Indonesia telat berangkatkan jemaah haji Indonesia pulang ke tanah air.
Maskapai Garuda Indonesia telat berangkatkan jemaah haji Indonesia pulang ke tanah air. /Garuda Indonesia.com/

KEPRI POST - Sekitar 20 ribuan jemaah haji Indonesia terlambat pulang ke tanah air gara-gara maskapai Garuda Indonesia telah mengajukan jadwal penerbangan ke General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Direktur Layanan Haji dalam Negeri, Saiful Mujab mengungkapkan, akibat telat mengajukan jadwal penerbangan, Garuda gagal mendapatkan slot time. Akibatnya, ada 46 kelompok terbang (kloter) jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I berubah rute penerbangannya.

Sekitar 20 ribuan jemaah yang seharusnya pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, terpaksa pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Mereka harus menempuh perjalanan darat cukup jauh dan melelahkan.

Baca Juga: 82 Jemaah Haji Bintan Tiba dengan Selamat, Disambut di Masjid Baitul Makmur

"Terkait perubahan rute kepulangan 46 kloter, sejak awal Garuda Indonesia memang telat dalam mengajukan jadwal penerbangan ke GACA," ujar Saiful, mengutip situs resmi Kemenag, Kamis 27 Juni 2024.

Menurut Mujab, kontrak kerja Garuda dengan Kemenag sudah dilakukan sejak awal. Dalam kontrak tersebut juga sudah diatur rute penerbangan jemaah, baik gelombang I maupun gelombang II. Gelombang I jemaah pulang melalui Jeddah dan Gelombang II melalui Madinah.

"Saya heran Garuda malah beralasan dengan perubahan kebijakan Saudi. Padahal mereka memang terlambat mengajukan slot time," tegas Saiful Mujab.

"Jadi perubahan slot 46 kloter itu ya karena Garuda lambat dalam proses koordinasi dengan otoritas Saudi. Ditambah lagi ada pesawat yang tidak siap terbang," tegasnya lagi.

Kurang sigapnya kinerja Garuda Indonesia, lanjut Saiful Mujab, diperparah dengan masalah delay atau keterlambatan pesawat. Sepekan pemulangan jemaah haji, Garuda telah mengangkut 50 kloter. Dari proses itu, setidaknya delay penerbangan lebih dari 2 jam dialami tujuh kloter, yaitu SOC 6, UPG 2, KNO 2, KNO 3, JKS 8, PDG 3, dan SOC 16. Paling parah adalah yang menimpa jemaah kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO 03) yang delay 12 jam 30 menit.

"Delay sampai 12 jam tanpa pemberitahuan yang semestinya. Semua diinfo secara mendadak. Bahkan, jemaah sudah naik bus dari hotel menuju bandara, baru diinfo kalau pesawat terlambat," ujar Saiful Mujab.

"Hal ini berdampak sistemik, karena terkait hotel transit yang juga sudah ada kloter berikutnya yang akan menempati hotel yang sama. Akibat masalah Garuda ini juga, akhirnya jemaah yang dirugikan," sebut Saiful Mujab.

"On Time Performance atau OTP-nya sangat buruk," sambungnya.

Data yang tercatat di Kemenag, dari 50 penerbangan 2 kloter lebih cepat, 20 kloter tepat waktu, 8 kloter terlambat 30 menit s.d. 1 jam, 13 kloter terlambat 1 s.d. 2 jam, dan 7 kloter terlambat lebih dari 2 jam.

Saiful Mujab berharap Garuda Indonesia fokus pada upaya perbaikan kinerja pada sisa penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia. Pastikan pesawat yang akan digunakan siap. Kru pesawat juga siap bertugas, sehingga potensi terjadinya keterlambatan atau delay penerbangan tidak terulang.

"Kasihan jemaah kalau Garuda delay terus. Saya harap Garuda fokus saja pada perbaikan kinerja. Layani jemaah haji Indonesia dengan baik dengan tidak membuat jadwal penerbangan delay," tandasnya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah