Kampung Madong di Tanjungpinang, Kepri Terpilih Jadi Lokasi Gernas BCL

19 Oktober 2022, 15:25 WIB
Menteri Trenggono menetapkan Kampung Madong di Tanjungpinang, Kepri sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Gernas BCL di Indonesia. /Dok.KKP/

KEPRI POST - Kampung Madong di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri terpilih sebagai salah satu lokasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL).

Kampung Madong di Tanjungpinang, Kepri merupakan satu dari 14 lokasi pelaksanaan Gernas BCL di seluruh Indonesia pada 1 sampai 31 Oktober 2022.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerangkan sejumlah program Gernas BCL dalam kunjungannya ke Kampung Madong di Tanjungpinang, Kepri.

Baca Juga: Daftar 10 Besar MTQ Nasional 2022 di Kalsel, Sumsel dan Aceh Seperingkat

Menurutnya, kunjungan kerjanya ke Kepri mengemban misi menyampaikan ke publik dunia, apa yang telah dilakukan bangsa Indonesia untuk menjaga laut.

Bersempena Gernas BCL yang dimulai 2022 ini, di mana satu bulan dalam satu tahun nelayan diminta tidak melaut atau mengambil ikan. Sebagai gantinya, nelayan diminta mengambil dan mengumpulkan sampah yang akan dibayar sesuai harga ikan terendah.

"Gernas BCL ini merupakan implementasi salah satu dari lima desain program ekonomi biru yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan," ujarnya di Kampung Madong, Selasa 18 Oktober 2022.

Menteri Trenggono menjelaskan bahwa selain pengelolaan sampah laut melalui Gernas BCL, Ekonomi Biru juga memprogramkan perluasan kawasan konservasi tertutup. 

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Kapal Feri Dumai, Karimun, Selatpanjang dari Batam Mulai Oktober 2022

Dalam program itu, Indonesia dibagi menjadi 6 zona di mana Kepri masuk zona 1 sampai ke Laut Natuna Utara. Di setiap zona tersebut didesain sebuah kawasan yang tidak boleh diganggu, tidak boleh dilintasi kapal, hingga tidak boleh dilakukan penangkapan ikan, disebut konservasi tertutup. 

"Efeknya dari 1 zona tersebut akan mampu memproduksi oksigen, menyerap karbon, serta menjadi tempat bagi pemijahan ikan" katanya.

Kemudian program ekonomi biru berikutnya adalah penangkapan ikan secara terukur, sebab penangkapan ikan yang tidak diregulasi dengan baik mengakibatkan habisnya biota laut. 

Program berikutnya adalah pengembangan budidaya yang menjadi harapan Menteri Trenggono ke depan Indonesia harus memiliki komoditi unggulan sebagai hasilnya. Dan terakhir adalah program pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

"Pesisir harus dijaga, sebab berdasarkan teori 2 mil dari pesisir adalah eksosistem utama dalam penyerapan karbon. Di situ ada mangrove, lumpur tumbuh tenggelam, padang lamun, dan terkoneksi pada terumbu karang yang tumbuh di sekitarnya," katanya.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler