Jasad Nelayan Korban Kecelakaan di Laut Natuna Kepri Ditemukan

- 3 Agustus 2022, 07:45 WIB
Tim SAR akhirnya menemukan jasad nelayan korban kecelakaan di Laut Natuna, Kepri.
Tim SAR akhirnya menemukan jasad nelayan korban kecelakaan di Laut Natuna, Kepri. /Antara/

KEPRI POST - Tim SAR gabungan menemukan jasad nelayan korban kecelakaan dan hilang di Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), setelah empat hari pencarian.

Kepala Basarnas Natuna Mexianus Bekabel mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Tim menemukan jasad nelayan itu di perairan Tanjung Miang, Desa Selaut, Kecamatan Bunguran Barat. Jaraknya sekitar 2,8 mil laut arah barat laut dari titik awal korban terjatuh

"Pencarian Tim SAR gabungan membuahkan hasil dengan ditemukannya korban dalam kondisi meninggal dunia pada posisi 03°54’44”N - 107°54’22”E," katanya, dikutip dari berita Antara, Selasa 2 Agustus 2022.

Baca Juga: Logika Pengacara Keluarga Brigadir J Bikin Mahfud Tersenyum Kecut

Mexianus mengatakan, pencarian hari terakhir berlangsung mulai pukul 06.00 WIB dengan membagi menjadi empat tim untuk menyisir area pencarian.

Tim akhirnya menemukan korban, Junaidi (30), warga Pulau Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat pada pukul 09.42 WIB dan langsung dievakuasi.

Korban kemudian dibawa menuju ke Pulau Sedanau menggunakan perahu karet milik Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna.

"Didampingi Kapal Catamaran milik Lanal Ranai, kapal Polairud Natuna, serta beberapa kapal milik nelayan untuk kemudian diserahkan ke keluarga korban," kata Mexianus.

Baca Juga: Kepengurusan ICMI Kepri Periode 2022-2027 Dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Lengkapnya

Korban Junaidi jatuh ke laut saat kecelakaan pada Sabtu, 30 Juli 2022 sekitar pukul 18.30 WIB. Peristiwa itu terjadi di sekitar perairan Karang Tengah, Selaut atau sekitar Pulau Kokop, Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat.

Menurut Ketua Organisasi Bagan Apung Pulau Sedanau, Wan Mustarhadi (52), korban jatuh ke laut dan hilang saat berupaya menghindari kecelakaan tabrakan antar bagan.

"Pada hari Sabtu (30 Juli 2022) Eko dan Junaidi sedang memindahkan bagan milik Sumardi menggunakan pompong (kapal kayu) dari posisi awal untuk mengamankan bagan mereka supaya tidak terjadi tabrakan antara sesama bagan," katanya.

Saat proses pemindahan tersebut, jelas Mustarhadi, bagan yang diawaki oleh Eko dan Junaidi tabrakan dengan bagan milik Santo karena tidak memiliki lampu penerangan.

Baca Juga: PT McDermott Batam Buka Lowongan Kerja Agustus 2022

"Karena tidak ada lampu tanda bagan, Junaidi lalu naik ke bagan Santo dan berusaha menahan bagan yang tabrakan tersebut," jelasnya.

Setelah berhasil menghindari tabrakan, lanjut Mustarhadi, Junaidi kemudian terjun ke laut, berusaha mengejar dan naik ke bagan yang diawaki Eko dengan cara berenang.

"Namun tidak berhasil sampai ke bagan yang diawaki Eko dan Junaidi tidak kelihatan lagi di permukaan laut. Menyadari hal tersebut, Eko lalu menghubungi Sumardi pemilik bagan," ungkapnya.

Mereka kemudian melaporkan terjadinya kecelakaan laut itu ke Basarnas Natuna.

Menindaklanjuti laporan, Basarnas Natuna mengerahkan satu tim Rescue yang berjumlah 6 orang bergerak menuju lokasi untuk melakukan pencarian. Proses pencarian sempat dihentikan sementara pada Minggu, 31 Juli 2022 karena cuaca buruk.***

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah