2 Pasien Covid-19 Kepri di Batam Meninggal, Waspadai Penularan di Awal Tahun

- 24 Oktober 2022, 16:30 WIB
Ilustrasi Satgas Penanganan Covid-19 Kepri mencatat dua pasien meninggal dunia. Kedua pasien itu adalah warga Batam.
Ilustrasi Satgas Penanganan Covid-19 Kepri mencatat dua pasien meninggal dunia. Kedua pasien itu adalah warga Batam. /Pixabay/Thor_Deichmann/

KEPRI POST - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat dua pasien Covid-19 meninggal dunia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan bahwa dua pasien yang meninggal dunia tersebut merupakan warga Batam.

"Kasus kematian akibat Covid-19 hanya terjadi di Kota Batam," ujarnya, mengutip berita Antara, Minggu 23 Oktober 2022.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu mengemukakan, jumlah kasus aktif di Kepri saat ini masih 29 orang. Pasien tersebut tersebar di Batam 17 orang, Tanjungpinang 6 orang, Bintan 2 orang, Karimun 3 orang dan Natuna 1 orang.

Baca Juga: Lowongan Kerja SMA atau SMK di Perusahaan Migas Petrosea, Simak Syaratnya

Kabupaten Anambas dan Lingga nihil kasus aktif Covid-19 dan Anambas merupakan satu-satunya daerah di Kepri yang berstatus zona hijau. Sedangkan Lingga masih berstatus sebagai zona kuning atau risiko penularan rendah, sama seperti lima kabupaten dan kota lainnya di Kepri.

"Anambas lebih tujuh hari lalu nihil kasus aktif Covid-19, kemudian diikuti Lingga," kata Tjetjep.

Sementara itu Menkes Budi mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan penularan kasus pada awal 2023 yang biasanya melonjak pasca libur natal dan tahun baru.

"Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun 2023 karena beberapa varian baru seperti BA.2.7.5 sudah terjadi di India," ujarnya dalam acara virtual pada Jumat, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Jadwal dan Tarif Tiket Kapal Ferry Batam - Karimun - Buton - Dumai

Kenaikan kasus terlihat di negara tetangga Indonesia seperti Singapura, sehingga Indonesia harus tetap waspada. Kenaikan kasus Covid-19 di Singapura yang sebelumnya hanya ratusan kasus, sekarang naik menjadi 6.000 kasus per hari. Kenaikan ini lebih tinggi dari kenaikan kasus di Indonesia yang hanya 2.000 kasus per hari.

Menurut Menkes, hal itu disebabkan karena memang strategi penanganan pandemi di Indonesia relatif baik. Selama enam bulan dari awal tahun itu Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus, padahal biasanya enam bulan awal merupakan siklus kenaikan gelombang karena ada varian baru.

"Jadi artinya memang Indonesia sudah berhasil menangani pandemi dengan recovery lebih baik, terutama di bulan Juli hingga Agustus ini masih ada tantangan karena varian baru masih akan tumbuh," ucapnya.***

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah