Perkembangan Teknologi AI Sebagai Penerjemah dalam Sebuah Karya

13 Februari 2023, 09:35 WIB
Perkembangan teknologi AI sebagai penerjemah dalam sebuah karya, menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. /Pexels.com/ThisIsEnginering/

KEPRI POST - Kita memasuki zaman, dimana pekerjaan menuntut hasil yang maksimal, dengan dengan waktu yang efisien. Untuk menjawab tuntutan tersebut, para ahli telah menciptakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent (AI).

Hadirnya AI ini menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Dengan menggunakan teknologi AI, manusia hanya harus memasukkan perintah sederhana yang nantinya akan diproses dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang banyak dan rumit.

Pengaplikasian AI pada masa ini lebih komplek, tidak hanya untuk pekerjaan kantor seperti olah data, namun juga sudah mengarah ke bidang lainnya, seperti otomotif, kesehatan, dan seni. Mulai dari alat menghitung, penerjemahan, membuat gambar hingga sebagai sistem keamanan dalam berkendara.

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Kapal Titanic yang Menarik Buat Kamu Ketahui

Dalam pengaplikasiannya sebagai alat penerjemah, teknologi AI telah mampu melakukan alih bahasa dari hampir ratusan bahasa dengan efisien. Sehingga fungsi AI disini sudah seperti penerjemah otomatis yang lebih canggih.

Mengutip KoreaTime pada Februari ini, Literature Translation Institute of Korea (LTI Korea) membuat pengumuman mengejutkan mengenai penghargaan penerjemah tahunan yang berlangsung pada Desember tahun 2022 lalu. 

Pengumuman tersebut mengenai sebuah program penerjemah bernama Papago, yang digunakan seorang penerjemah asal Jepang Yukiko Matsusue untuk menerjemahkan teks di dalam webtoon.

Yukiko Matsusue telah mendapatkan anugerah sebuah penghargaan dari LTI korea karena jasanya yang telah menerjemahkan sebuah karya di webtoon.

Baca Juga: Kapal Cinta ‘Titanic’ Kembali Berlayar di Februari 2023 Setelah 25 Tahun

Namun saat dalam wawancara pers, ia menyatakan dalam melakukan pekerjaannya telah menggunakan program penerjemah Papago dari perusahaan Naver sebagai alternatif. Ia juga mengatakan dengan menggunakan program Papago telah menunjukkan peningkatan kualitas hasil terjemahan dan semakin mudah untuk dipahami.

Dalam wawancara dengan pihak LTI mengenai pernyataan Yukiko Matsue, pihak LTI berjanji akan mengevaluasi keterlibatan AI sebagai alat penerjemahan dalam sebuah karya. Pihak LTI juga akan memperbaiki kebijakan agar lebih baik lagi kedepannya.

Sementara itu pihak LTI juga masih mempertimbangkan untuk membatalkan atau tidak mengenai penghargaan untuk Yukiko Matsusue.

Jung Ha-yun, seorang penerjemah sekaligus pengajar dari Universitas Perempuan Ewha, mengingatkan mengenai faktor yang harus diperhatikan, salah satunya mengenai perubahan tren dalam industri penerjemahan yang menggunakan jasa teknologi modern seperti kecerdasan buatan, sebelum membahas permasalahan tersebut.

Baca Juga: Samsung Rilis Aplikasi Edit Foto Galaxy Enhance-X dengan Teknologi AI

Menurut Jung Ha-yun, penggunaan AI sebagai penerjemah dapat diibaratkan sebagai alat untuk membantu penerjemah layaknya kamus bahasa atau search engine. Namun AI tidak akan pernah menggantikan peran manusia sebagai pemilik ide atau konsep orisinal sebuah karya.

Jeon Chang-bae, Kepala Dewan International Association for Artificial Intelligence and Ethics (IAAE), mengatakan bahwa masalah utama di sini bukan mengenai apakah Matsusue bergantung secara menyeluruh kepada kecerdasan buatan atau tidak.

Menurutnya penggunaan dari AI pada bidang seni secara etika berada di area abu-abu, yang berarti harus ada titik jelas antara batasan penggunaan AI dalam pembuatan sebuah karya seni.

Jung Ha-yun menambahkan, yang menyebabkan peningkatan masalah dalam penggunaan teknologi modern seperti kecerdasan buatan adalah bahwa hal tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan angka kebutuhan tenaga kerja manusia di pasar.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler