Museum Batam Raja Ali Haji Hadirkan Akses Koleksi via Digital

- 13 Agustus 2022, 13:05 WIB
Museum Batam Raja Ali Haji hadirkan akses koleksi via digital.
Museum Batam Raja Ali Haji hadirkan akses koleksi via digital. /kepripost.com/

KEPRI POST - Museum Batam Raja Ali Haji kini menghadirkan akses koleksi via digital, melalui kode quick respons (QR).

Dengan memanfaatkan kode QR, wisatawan dapat memperoleh informasi secara lengkap mengenai koleksi yang ada di Museum Batam Raja Ali Haji.

Hadirnya teknologi pendukung di era digital ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat ragam koleksi Museum Batam Raja Ali Haji, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Terlebih saat ini pemerintah sudah membuka lebar-lebar pintu bagi masuknya wisatawan, baik melalu pelabuhan maupun bandara.

Baca Juga: Air Terjun Sungai Resun, Wisata Alam di Amazon-nya Kepri

Di Museum Batam Raja Ali Haji yang terletak di Dataran Engku Putri, Batam Center, pengunjung dapat menikmati suasana di dalam museum sepuasnya.

Selain bisa melihat benda-benda koleksi museum, pengunjung juga dapat mengetahui sejarah peradaban Batam. Mulai sejak era Kerajaan Riau Lingga, zaman Belanda, Temenggung Abdul Jamal, zaman Jepang, era Kemerdekaan Indonesia, hingga Pemerintah Kabupaten Kepri.

Bahkan terpampang juga sejarah ketika awal lahirnya Otorita Batam (kini Badan Pengusahaan Batam). Kemudian era kepemimpinan BJ Habibie membangun Batam, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, hingga kini.

Yang tak kalah pentingnya, pengunjung dapat mengabadikan momen dengan berfoto di antara benda koleksi dan suasana menarik yang terdapat di dalam museum.

Baca Juga: Pulau Alang Tiga, Pesona Wisata Bahari dan Menara Suar Muci Peninggalan Belanda di Lingga

Museum Batam Raja Ali Haji ini dibuka bertepatan peringatan Hari Jadi Kota Batam ke-191 tahun 2020, ditandai dengan pembukaan tirai sketsa wajah Raja Isa bin Raja Ali atau Nong Isa.

Nong Isa adalah penerima mandat Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah dari Kesultanan Lingga, untuk memerintah kawasan Nongsa dan sekitarnya pada 18 Desember 1829.

Pemerintahan Nong Isa inilah yang kemudian menjadi tonggak lahirnya Kota Batam.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan bahwa museum itu hadir dengan memanfaatkan gedung Astaka MTQ tingkat nasional di Batam pada 2014.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Ikonik di Batam yang Terkenal dan Keren

"Pembentukan museum Batam mendapat respon dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi)," ujarnya.

Bangunan astaka ini memiliki perpaduan arsitektur bercorak Timur Tengah dan corak khas lokal, Melayu. Beragam galeri dan replika bernilai sejarah Kota Batam tempo dulu ada di museum itu.

Museum Batam Raja Ali Haji yag berdiri di atas lahan seluas 1.700 meter persegi ini juga menjadi sarana pendidikan sejarah bagi generasi muda dan masyarakat Batam. Sehingga mempertebal kecintaan terhadap daerah serta nilai-nilai dan warisan budaya yang sudah mengakar dan memasyarakat dari para pendahulu.

Menurut Ardiwinata, sebagai daerah tujuan wisatawan, Batam ingin mempresentasikan budaya dan sejarahnya melalui museum. Ia mengaku banyak orang yang berjasa hingga terwujudnya Museum Batam Raja Ali Haji.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah