Sayyidah Khadijah Sang Istri Tercinta Nabi, Bagaimanakah Lingkungan Wanita Istimewa Ini?

7 Mei 2023, 06:32 WIB
Makam wanita istimewa Sayyidah Khadijah, sang istri tercinta Nabi Muhammad SAW. /Tangkapan layar/@Haziq Asyraf JT

KEPRI POST- Halo para pengelana waktu, apakah kalian pernah mendengar kisah Sayyidah Khadijah, sang istri nabi? Wanita yang sangat dicinta oleh Rasulullah sehingga ketika ia telah menghadap Allah pun, Nabi selalu menyebut kebaikannya. Yuk kepoin kisah Sayyidah Khadijah! Bagaimanakah lingkungan kehidupan wanita istimewa ini?

Apakah kalian tahu tempat Ka'bah berada? Iya betul sekali, Makkah Almukaramah, di sanalah Sayyidah Khadijah lahir, tumbuh dan berkembang serta menjalani hidupnya.

 

Dahulu, kota Makkah merupakan tempat persinggahan para kafilah dagang yang datang untuk beristirahat dan bertukar wawasan. Ketika para kafilah berkumpul, terjadilah pertukaran barang sehingga adanya aktivitas perdagangan di kota padang pasir tersebut.

Baca Juga: Lirik Ya Habibi Ya Muhammad, Kerinduan Opick kepada Nabi

Al-Amad Al-Aqsha, sebuah naskah kuno langka yang ditulis oleh Al-Qadhi Abu Zaid Al-Dabbusi, menuliskan bahwa, "Makkah Al-Mukarramah adalah ummul qura (induk negeri-negeri)." Seperti anak yang terlahir dari ibunya, seperti itulah Makkah, permulaan negeri dari seluruh negeri yang ada. Tempat ini penuh berkah dan rasa aman.

Makkah merupakan tempat yang dicintai Allah. Terbukti dengan fakta bahwa Rasulullah lahir serta firman-Nya turun di tempat ka'bah berada. Tidak hanya itu, Rasulullah pun mencintai Makkah Almukarramah ini.

 

Jadi, lingkungan seperti apakah Sayyidah Khadijah tumbuh? Yaitu, lingkungan di mana Allah dan Rasulullah mencintai tempat tersebut. Bahkan, ada sabda Rasulullah ketika Fathu Makkah, saat Nabi Muhammad SAW berdiri di atas Jumrah Al-Aqabah.

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Adha, Belajar dari Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim

"Demi Allah, engkau adalah belahan bumi Allah yang paling aku cintai. Kalaulah aku tak diusir, aku tak mungkin pergi. Kota ini tak halal (untuk menumpahkan darah) bagi siapapun sebelumku, tak juga bagi siapa pun setelahku. Dia halal bagiku sebentar saja. Setelah itu dia kembali haram."

Di sinilah Sayyidah Khadijah lahir, bukan di tempat yang kaya akan tumbuhannya, bukan di tempat yang jaya kerajaannya, bukan pula di tempat yang subur tanahnya atau banyak sungai yang mengalir di sekitarnya. Tetapi di tempat yang tandus, di padang pasir, hanya dikelilingi beberapa tumbuhan, bahkan udaranya terasa panas.

 

Tempat ini merupakan lokasi strategis yang telah Allah siapkan, sehingga para kafilah dagang dari utara ke selatan untuk beristirahat atau dagang. Di sanalah terjadinya perkumpulan antar para kafilah dagang, lelaki maupun perempuan. Namun, perempuan di sana tetap menjaga kewibawaan dan kehormatannya.

Baca Juga: Terluka di Perang Uhud, Ini Alasan Nabi Muhammad Tak Ingin Darahnya Menyentuh Bumi

Pertemuan ini membuat mereka saling bertukar wawasan dan pemahaman, sehingga membentuk pandangan yang luas. Bahkan perempuan di sana memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup diperhitungkan, sehingga memperoleh penghargaan. Oleh karena itu, mereka bisa ikut andil dalam kehidupan sosial, seperti berdagang.

Sayyidah Khadijah hidup di bawah didikan orang tua yang memiliki wawasan, pandangan yang luas dan terhormat. Sehingga, ujian yang ada dalam hidupnya pun bisa ia lewati, mengambil pelajaran dari pengalaman.

 

Dalam segi spiritual juga Sayyidah Khadijah tertarik dengan kebiasaan orang-orang hanif (para penganut Nabi Ibrahim AS). Oleh sebab itu, ia pun sering mendengar putra pamannya, Waraqah ibn Naufal.

Ia memberikan pengaruh besar terhadap sisi spiritual Sayyidah Khadijah. Inilah lingkungan yang melahirkan wanita istimewa, istri tercinta Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Khadijah.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler