Pesawat MH370 Ditemukan di Hutan Kamboja dan Terdeteksi di Google Maps?

- 6 September 2023, 08:30 WIB
Bangkai pesawat MH370 ditemukan di tengah hutan Kamboja dan terdeteksi melalui citra satelit di Google Maps.
Bangkai pesawat MH370 ditemukan di tengah hutan Kamboja dan terdeteksi melalui citra satelit di Google Maps. /Google Maps/

KEPRI POST - Seorang peneliti asal Inggris mengaku menemukan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 2014 di hutan lebat Kamboja. Bangkai pesawat itu terlihat mencolok berada di Provinsi Pursat di negara Asia Timur tersebut berdasarkan citra satelit di Google Maps.

Pakar teknologi asal Inggris, Ian Wilson mengaku melihat puing-puing pesawat MH370 tersebut di Google Maps. Bukan tenggelam di laut, ia mengaku menemukan bangkai pesawat tersebut ada di tengah hutan.

Ian Wilson yakin bahwa bangkai MH370 yang membawa 239 orang tersebut jatuh di tengah-tengah hutan.

Baca Juga: Kapal Perang Singapura Masuk Laut Batam, TNI AL Kerahkan 2 KRI dan Pesawat

"Mengukur dari penampakan di Google, Anda melihat sekitar 69 meter. tapi sepertinya ada celah antara ekor dan bagian belakang pesawat. Hanya sedikit lebih besar, tapi ada celah yang mungkin menjelaskan hal tersebut," kata Ian dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Mirror.

MH370 menghilang dari radar pada 8 Maret 2014, saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Tiongkok. Di dalamnya ada 12 awak dan 227 penumpang.

Wilson menyatakan ada kemungkinan MH370 memang jatuh di hutan. Mengingat posisi bangkai pesawat terlihat berada di bagian paling gelap hutan tersebut.

"Saya berada di sana (Google Earth), beberapa jam. Saya menghabiskan waktu berjam-jam mencari tempat yang mungkin bisa dilalui oleh pesawat. Dan pada akhirnya, seperti yang bisa Anda lihat, pesawat berada di bagian paling dalam dan juga gelap," katanya.

Hingga saat ini peneliti masih berusaha mencari bangkai pesawat MH370. Nyaris 10 tahun setelah hilang, dan 1.500 lebih lembar laporan dibuat, belum ada indikasi pesawat ditemukan.

Tenggelam di Laut

Peneliti lainnya, Richard Godfrey, Dr Hannes Coetzee, dan Profesor Simon Maskell juga mencoba cari keberadaan MH370. Menggunakan teknologi Signal Propagation Reporter (WSPR), mereka mengaku temukan pesawat itu di daerah Australia.

Dalam laporan baru setebal 229 halaman, tim mengungkapkan mengenai teknologi yang digunakan tersebut. Hasilnya pun diklaim kredibel.

"Teknologi ini telah dikembangkan selama tiga tahun terakhir, dan hasilnya mewakili bukti baru yang kredibel," ucap para peneliti.

Baca Juga: Gubernur Kepri Ansar Ahmad Wacanakan Beli Pesawat N219: Harganya Rp 100 Miliar, Kita Beli Patungan Nanti

Richard juga menambahkan jika temuan timnya sejalan dengan analisis dari Boeing. Disebut jika pesawat terbang dengan pola zig-zag sebelum akhirnya hilang.

"Bersama dengan (data), gambaran komprehensif tentang jam-jam terakhir penerbangan MH370 dapat dikumpulkan. Penerbangan MH370 dialihkan ke Samudera Hindia di mana ia jatuh karena kehabisan bahan bakar," kata para peneliti.

Lokasi kecelakaan yang diusulkan mencakup 130 km kali 89 km, dengan hanya setengah dari area yang dicari. Pakar penerbangan Geoff Thomas mengatakan bahwa pencarian baru akan dilakukan berdasarkan temuan tersebut.

"Ada tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. (Laporan) telah empat tahun dalam pembuatan, sedang ditinjau berulang kali. Mereka (para peneliti) yakin bahwa mereka telah menemukan di mana pesawat ini berada," ujarnya seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.***

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x