KEPRI POST - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad dan Wakil Gubernur Marlin Agustina melaksanakan salat Idul Adha di daerah berbeda.
Ansar Ahmad dan sang istri Dewi Kumalasari salat Idul Adha di Masjid Jami' Baiturrahim, Tarempa, Kabupaten Anambas.
Sedangkan Marlin Agustina dan sang suami Muhammad Rudi salat Idul Adha di Dataran Engku Putri, Kota Batam, Minggu 10 Juli 2022 pagi.
Dalam ceramahnya selaku Khatib Idul Adha, Ansar Ahmad menyampaikan tentang makna utama Idul Adha.
Baca Juga: Cara Simpan Daging Kurban Idul Adha di Kulkas Biar Awet hingga Beberapa hari
Menurutnya, ibadah kurban saat Idul Adha adalah ibadah yang mengandung dua dimensi sekaligus. Yaitu dimensi relasi vertikal atau Hablumminallah dan dimensi relasi horizontal atau Hablumminannas.
Sebagai dimensi relasi vertikal atau hubungan manusia dengan Allah SWT, ibadah kurban mengandung makna dan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Sebagai realitas rasa syukur atas segala kenikmatan dan rahmat karunia yang Allah SWT berikan.
"Sementara sebagai dimensi relasi horizontal, ibadah kurban merupakan perwujudan yang nyata dari kepekaan sosial dan kesadaran kemanusiaan. Tergantung berbagai persoalan yang dihadapi bangsa seperti kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakmampuan," ujarnya.
Sementara itu Marlin Agustina dalam sambutannya mengajak semua menjadikan momentum Idul Adha untuk kembali belajar bahwa apapun ibadahnya semua perlu keikhlasan, niat yang tulus, dan sabar.
Baca Juga: Begini Kondisi Charly Van Houten Usai Kecelakaan di Tol hingga Mobilnya Ringsek Berat
"Kita terus perkuat silaturahmi. Tanamkan tekad bahwa semakin bertambah hari, kita bisa menjadi pribadi dengan manfaat yang lebih besar," jelasnya.
Mengapa harus menjadi manusia berguna atau bermanfaat? Menurut Marlin karena manfaat akan membawa dan mendatangkan keberkahan. Sedangkan keberkahan akan mendekatkan manusia dengan Tuhannya.
Tentang semangat berbagi, Marlin Agustina pun memaknai arti berkurban. Bahwa selain sebagai tanda syukur kepada Yang Maha Kuasa, juga mengantarkan manusia lebih semangat dalam berbagi.
"Begitulah sejatinya hakikat kebaikan. Semakin kita menyukai kebaikan, maka semakin inginlah kita menebar kebaikan itu," ujarnya.***