Natuna Miliki 15 Situs Warisan Geologi, Ini Daftar dan Sejarahnya

26 April 2024, 13:00 WIB
Salah satu situs warisan geologi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). /tangkap layar/natuna/

KEPRI POST - Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) memiliki 15 situs warisan geologi (Geoheritage) berdasarkan penetapan dari Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Penetapan 15 situs warisan geologi di Natuna tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 61.K/GL.01/MEM.G/2023 tertanggal 31 Maret 2023.

"Kementerian ESDM telah menetapkan 15 situs itu sebagai warisan geologi," ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Natuna, Hardinansyah, Kamis, 25 April 2024.

Baca Juga: Terbanyak di Natuna, Ini Daftar 22 Nama Pulau Terluar di Provinsi Kepri

Adapun ke-15 situs warisan geologi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Batu Pasir Formasi Pengadah Tanjung Datuk

Geosite di Desa Teluk Buton, Kecamatan Bunguran Utara merupakan batu pasir endapan sungai yang berwarna kecoklatan dan memiliki butiran berukuran sedang - kasar.

Batuan ini mempunyai nilai terkemuka karena mengandung rekaman ilmiah dan sebagai bukti peristiwa geologi penting berupa pembentukan batu pasir hasil endapan sungai purba. Berumur oligosen - miosen, yang selanjutnya mengalami pengangkatan.

Zaman oligosen merupakan ukuran waktu geologi dari sekitar 34 – 23 juta tahun yang lalu. Batuan sedimen fluvial ini diperkirakan berusia 38 sampai 5,1 juta tahun.

Selain memiliki pemandangan alam yang indah, geosite ini juga bisa dimanfaatkan sebagai objek penelitian dan wista edukasi mengenai kebumian.

2. Ragam Batuan Tanjung Ba'dai

Berada di Desa Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara, geosite ini merupakan batuan ultramafik berupa peridotit atau gabro yang memiliki layering atau segregasi mineral.

Batuan ini mempunyai nilai terkemuka sebagai bukti peristiwa geologi berupa pembentukan batuan yang berasosiasi dengan kerak samudra yang selanjutnya mengalami pengangkatan akibat proses tektonik.

Selain memiliki aspek ilmiah, geosite ini juga memiliki pantai berpasir dan lokasi yang mendukung kegiatan pariwisata di Tanjung Ba'dai.

3. Peridotit Air Mali

Terletak di Desa Kelarik Air Mali, Kecamatan Bunguran Utara, geosite ini merupakan peridotit berwarna abu-abu kehijauan yang telah terubah menjadi serpentinit.

Berasosiasi dengan kerak Samudra, batuan dengan kandungan rekaman ilmiah ini diperkirakan terbentuk pada Jura atau Kapur Awal.

Peridotit Air Mali mempunyai nilai tinggi dari himpunan aspek bentang alam, ranah batuan, proses internal dan eksternal, serta tektonik. Komponen geologi atau fitur geologi yang dimaksud berupa batuan peridotit dan bentang alam tanjung di bagian barat Pulau Bunguran Besar.

4. Konglomerat Bukit Kapur

Konglomerat Bukit Kapur terletak di Desa Sebadai Hulu, dan Kecamatan Bunguran Timur Laut, terbentuk dari konglomerat aneka bahan berwana putih kecoklatan, dengan fragmen berupa kuarsa, batulempung merah, rijang, dan batuan beku.

Batuan ini merupakan endapan parit pada lingkungan sungai purba yang diperkirakan berumur Oligosen - Miosen dan termasuk ke dalam Formasi Pengadah.

Litologi yang menyusun Bukit Kapur sudah dapat teramati mulai dari Desa Ceruk sebagai akses utama menuju lokasi.

5. Batuan Sedimen Formasi Bunguran Pulau Senua

Batuan Sedimen Formasi Bunguran Pulau Senua terletak di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, terbentuk dari perlapisan batu pasir gampingan dengan batu lempung karbonan berwama putih keabuan.

Teramati pula konglomerat dengan fragmen batugamping yang diperkirakan menjadi alas dari perlapisan batuan sedimen ini.

Batuan pada lokasi ini termasuk ke dalam Formasi Bunguran yang merupakan endapan sedimen laut dalam berumur Jura Akhir - Kapur Tengah.

6. Granit Gunung Ranai

Granit Gunung Ranai berada di Kelurahan Ranai Darat, Kecamatan Bunguran Timur, tersusun atas batuan granit berwarna putih dengan mineral berukuran sedang - sangat kasar berupa kuarsa, K-feldspar, plagioklas, muskovit, dan biotit.

Batuan ini diperkirakan terbentuk pada Kapur, dan menerobos batuan yang lebih tua.

Granit di Gunung Ranai diperkirakan terbentuk dari batolith yang tersingkap di permukaan.

7. Granit Tanjung Senubing

Granit Tanjung Senubing berada di Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur, berupa granit berwarna putih dengan mineral kuarsa, muskovit, biotit, dengan k-feldspar dan plagioklas.

Granit pada lokasi ini berumur 71.56± 0.32 juta tahun yang lalu berdasarkan penentuan umur menggunakan metode K-Ar.

Teramati pula xenolith dengan diameter ±15- 20 cm dengan penampakan seperti tirai pada granit akibat pelapukan.

8. Konglomerat Gunung Gundul

Konglomerat Gunung Gundul berada di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Bunguran Tengah. Bukit Gundul terdiri dari beberapa bukit yang sejajar dan membentuk kelurusan.

Konglomerat aneka bahan dengan fragmen membundar tanggung ini berupa fragmen granit, batupasir, dan rijang.

Batuan pada lokasi ini diperkirakan termasuk ke dalam Formasi Pengadah. Namun demikian, di sekitar lokasi Bukit Gundul ini juga teramati blok batuan berupa perlapisan batulanau- batulempung kemerahan yang diduga milik Formasi Bunguran.

9. Granit Batu Kasah

Granit Batu Kasah terletak di Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan.

Batuan beku granit ini tersingkap di pantai timur Pulau Bunguran Besar.

Granit berwarna putih, dengan ukuran kristal kasar sampai dengan sangat kasar, terdiri dari mineral feldspar, kuarsa, mika (muskovit dan biotit).

Batuan di lokasi ini termasuk ke dalam Granit Ranal yang berumur Kapur.

10. Basalt Pulau Akar

Basalt Pulau Akar terletak di Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan, berwarna hitam keabuan, dan memiliki kenampakan tekstur bantal, serta sebagian telah terserpentinisasikan.

Batuan pada lokasi ini termasuk ke dalam Batuan Mafik/Ultramafik yang diperkirakan merupakan bagian dari kompleks bancuh dan berumur Jura atau Kapur Awal.

11. Bukit Sekunyam

Bukit Sekunyam terletak di Desa Cemaga Selatan, perbukitan struktur yang berada di selatan Pulau Bunguran Besar.

Perbukitan ini memiliki kelurusan yang memanjang berarah baratlaut - tenggara.

Batuan penyusun Bukit Sekunyam adalah batuan sedimen endapan laut dalam berupa perselingan batulanau, batulempung, tuf, dan rijang.

Lapisan batuan tersebut termasuk ke dalam Formasi Bunguran yang berumur Jura Akhir - Kapur Awal.

12. Granit Pulau Semiun

Granit Pulau Semiun berlokasi di Desa Air Payang, Kecamatan Pulau Laut.

Batuan beku asam berupa granit berwarna putih. Mineral penyusun dari batuan ini berukuran sedang - kasar, berupa mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit dan muskovit.

Granit di Pulau Semiun terbentuk pada 100± 0.45 juta tahun yang lalu berdasarkan perhitungan umur menggunakan K-Ar.

13. Ultramafik Pulau Setanau

Ultramafik Pulau Setanau berlokasi di Desa Sabang Mawang, Kecamatan Pulau Tiga.

Gabro yang berwarna abu kehijauan, dengan ukuran mineral penyusun sedang- kasar berupa olivin, piroksen dan plagioklas. Selain itu juga di jumpai basalt dan peridotit di Pulau Setanau.

Batuan di lokasi ini termasuk ke dalam Batuan Mafik/Ultramafik yang diperkirakan berumur Jura atau Kapur Awal sebagai akibat terbentuknya kompleks bancuh di sekitaran Laut Cina Selatan.

14. Batu Catur

Batu Catur berlokasi di Desa Tanjung Balau, Kecamatan Serasan.

Perselingan batupasir, batulanau berwama abu-abu yang merupakan endapan laut dalam milik Formasi Balau berumur Jura - Kapur Awal.

Pengkekaran dan pensesaran pada batuan ini menghasilkan set kekar bersudut 90 derajat, sehingga memiliki penampakan seperti papan catur.

15. Gua Lubang Hidung Pantai Pasir Pandok

Gua Lubang Hidung Pantai Pasir Pandok terletak di Desa Jermalik, Kecamatan Serasan.

Gua pada tebing pantai yang menyerupai lubang hidung karena berjumlah dua gua. Gua tersebut terbentuk pada batuan endapan sungai berupa batupasir dan konglomerat.

Batuan sedimen sungai ini termasuk ke dalam Formasi Kutei yang disetarakan dengan Formasi Gabus yang berumur Oligosen di Cekungan Natuna Timur dan Cekungan Natuna Barat.

Itulah 15 situs warisan geologi di Natuna beserta dengan sejarah pembentukannya.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler