Harga Cabai di Batam Meroket, Ini Penyebabnya

- 17 Juni 2022, 20:18 WIB
Tim Kunker Spesifik Komisi IV DPR RI meninjau Pasar Induk Jodoh, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Februari 2020 lalu sebelum meroketnya harga cabai.
Tim Kunker Spesifik Komisi IV DPR RI meninjau Pasar Induk Jodoh, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Februari 2020 lalu sebelum meroketnya harga cabai. /Twitter/DPR_RI

KEPRI POST - Ibu-ibu rumah tangga dan pedagang kuliner mengeluhkan terus meroketnya harga cabai di Kota Batam.

Harga cabai, terutama cabai setan naik menjadi lebih Rp120 ribu per kilogram. Ini merupakan kenaikan kesekian kalinya dalam dalam beberapa hari belakangan.

"Naiknya dua kali lipat (100 persen) dan sudah kesekian kalinya. Sebelumnya naik menjadi Rp100 ribuan per kilogram. Sekarang harganya naik lagi lebih dari Rp120 ribu per kilogram," keluh Rini, ibu rumah tangga di Perumahan GMP Duriangkang, Seibeduk, Batam pada Jumat, 17 Juni 2022.

Keluhan yang sama disuarakan Sumiati, ibu rumah tangga di Tiban Koperasi. Kenaikan harga cabai, telur, sayuran, dan barang kebutuhan pokok lainnya sangat membebani keluarganya, di tengah momen anak masuk sekolah.

Baca Juga: Polisi Selidiki 7 Korban Kapal Tenggelam di Pulau Putri Batam, Kombes Nugroho: Kami Segera Selidiki

"Semua harga ikut naik, terutama cabai. Ini anak-anak mau masuk sekolah, butuh uang masuk," katanya.

Pedagang kuliner di Sagulung, Anisa mengaku juga merasakan dampak dari kenaikan harga cabai. Apalagi cabai tersebut merupakan bumbu utama bagi usaha kulinernya, untuk membuat sambal pedas.

"Saya jualan ayam penyet, sangat merasakan dampak dari naiknya harga cabai setan. Sementara stok cabai hijau kosong, kalaupun ada harganya mahal sekali," katanya.

Anisa merasa ngos-ngosan untuk menyiasati dampak dari kenaikan harga cabai bagi kelangsungan usahanya.

Baca Juga: Daftar 21 Daerah Waiting List Haji Terlama di Indonesia, Ada yang Nyaris 100 Tahun

"Mau tutup jualan nggak mungkin. Sekarang hanya bisa pasrah saja, berharap ada upaya pemerintah untuk menurunkan harga," katanya.

Kabag Perekonomian Kota Batam Zul Arif mengungkapkan sejumlah penyebab meroketnya harga cabai di pasaran. Di antaranya curah hujan yang tinggi di daerah penghasil sehingga panen menurun dan biaya transportasi yang mahal.

"Kita ketahui bahwa Kota Batam ini sangat tergantung suplai (kebutuhan pokok) dari luar. Sementara produk holtikultura seperti cabai ini tidak bisa diangkut dengan kapal laut, tapi dengan pesawat. Inilah di antara yang menyebabkan harga cabai menjadi tinggi," katanya.

Baca Juga: Waiting List Haji Kepri Sampai 44 Tahun, Daftar Sekarang Berangkat 2066

Meski demikian, lanjut Zul Arif, Pemko Batam terus melakukan berbagai upaya agar ketersediaan bahan pokok di Batam terjaga dan harga terjangkau.

Upaya itu di antaranya dengan memperluas kerja sama dengan daerah-daerah penghasil dan mendorong masyarakat menanam cabai di lingkungan rumahnya.

"Kemarin kita MoU dengan Kabupaten Simalungun agar kebutuhan Batam bisa disuplai dari sana," katanya.

"Mudah-mudahan sesegera mungkin bisa normal kembali. Pemko Batam menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan barang, dan kelancaran transportasi," kata dalam talkshow pada Jumat pagi.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah