Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, ikan-ikan dingkis ini juga banyak yang dijual ke negara tetangga, Singapura.
Harganya bisa lebih mahal kalau terjual di Singapura, bisa tiga kali lipat dari harga lokal. Hanya saja, kualitas dan kesegaran ikan harus terjaga agar bisa menembus pangsa pasar Singapura.
"Berburu ikan dingkis ini hoki-hokian juga, kadang bisa dapat banyak sampai 10 kilogram, kadang juga tidak dapat sama sekali," terangnya.
Untuk berburu ikan dingkis, Rahmat memanfaatkan sistem bubu atau kelong. Jaring-jaring berbentuk kotak dengan ujung lancip di bagian bawahnya ini dipasang di sejumlah lokasi perairan.
Baca Juga: 8 Pantai Terbaik di Batam Beserta Lokasi dan Jam Bukanya, Cocok Buat Liburan
Supaya tidak lupa dengan lokasi atau salah mengambil, masing-masing kelong milik nelayan ini biasanya ditandai dengan titik koordinat.
Di kelong-kelong inilah biasanya menjadi tempat bagi ikan dingkis untuk bertelur. Ikan dingkis hasil kelong juga lebih bagus, karena kulitnya tidak rusak dibandingkan dengan tangkapan jaring.
"Biasa kita turunkan kelong agak di tepi, kalau bubu di tengah laut. Setelah tiga atau empat hari baru kita lihat lagi, kalau ada ikannya kita ambil,” katanya.
Rahmat berharap hari raya Tahun Baru Imlek 2023 ini juga membawa keberuntungan baginya, yakni dengan mendapatkan banyak ikan dingkis bertelur dari perairan Batam, karena harganya sangat mahal.***