Ketahui Langkah Preventif Cegah Demam Berdarah

- 30 Juni 2024, 14:00 WIB
Poging salah satu cara membasmi perkembangbiakan nyamuk demam berdarah
Poging salah satu cara membasmi perkembangbiakan nyamuk demam berdarah /Medan Pikiran Rakyat /Dedi Suang/ Squis

KEPRI POST - Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024. Pada saat musim kemarau, kita perlu waspada pada ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini karena meski curah hujan berkurang, tetapi nyamuk Aedes aegypti, si pembawa virus dengue, masih bisa berkembang biak.

Kurangnya air mengalir selama musim kemarau justru menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian kita. Kaleng, botol, dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengingatkan, jika ada anggota keluarga yang demam dan tidak kunjung turun, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat sebab bisa jadi demam yang dirasakan pasien karena sudah terjangkit demam berdarah.

Baca Juga: Sepanjang Tahun 2022, RSUD Batam Rawat 333 Pasien Penderita Demam Berdarah

“Digigit nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Permasalahan nyamuk aedes aegypti bukan sekadar rasa gatal, tetapi dapat membawa virus demam berdarah. Nyamuk betina padai jenis ini menularkan virus tersebut setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Jadi, lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina maka virus dapat berpindah ke manusia lainnya. Pasca digigit nyamuk, biasanya pasien merasa demam tinggi,” sebut dr Fridolin.

Gejala khas berikutnya yang dapat terjadi pada pasien setelah demam tinggi adalah sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi serta ruam atau bintik merah pada kulit. Ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.

‘Penyakit DBD harus segera ditangani karena trombosit dapat terus turun. Jika turunnya hingga dibawah 100.00 per milimeter kubik dapat memicu kebocoran plasma yang bisa mengakibatkan Dengue Shock Syndrome (DDS). Pada kondisi DDS, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia) dan berisiko menyebabkan tubuh kejang dan berujung pada penyakit komplikasi, seperti kerusakan hati, jantung, otak, dan paru-paru hingga berisiko pada terjadinya kematian,” sebut dr Fridolin.

Mencegah Selalu Lebih Baik daripada Mengobati

Dr Fridolin menyoroti soal langkah preventif menjaga kebersihan dan kesehatan perlu disosialisasikan dan ditingkatkan. Nyamuk aedes aegypti sangat berbahaya karena nyamuk ini lebih menyukai menghisap darah manusia.

Langkah-langkah preventif berkaitan dengan kebersihan lingkungan, seperti menghilangkan tempat yang berpotensi tergenang air, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan memastikan talang air tidak tersumbat dan selalu bersih. Anda dapat menggunakan aplikasi atau kalender di ponsel untuk mengingatkan waktu pembersihan dan pengecekan rutin tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah