Kampung Madong dan Sei Nyirih Jadi Kawasan Ekoeduwisata di Tanjungpinang

20 Oktober 2022, 21:25 WIB
Kampung Madong dan Sei Nyirih jadi kawasan ekoeduwisata di Tanjungpinang. /Tangkap layar/kampung madong/

KEPRI POST - Kampung Madong dan Sei Nyirih dikembangkan menjadi kawasan ekoeduwisata di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pengembangan kawasan ekoeduwisata di di Kampung Madong dan Sei Nyirih Tanjungpinang ini merupakan salah satu alternatif mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Kawasan ekoeduwisata Kampung Madong dan Sei Nyirih terletak di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Kampung Madong pada Selasa, 18 Oktober 2022 dalam rangka kegiatan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL). Kegiatan ini mengusung tema 'Laut Sehat, Ikan Lestari, Nelayan Sejahtera'.

Baca Juga: Kampung Madong di Tanjungpinang, Kepri Terpilih Jadi Lokasi Gernas BCL

Wali Kota Tanjungpinang, Rahma menerangkan bahwa Tanjungpinang memiliki 21 titik kampung nelayan yang tersebar di pesisir kota.

Kampung-kampung tersebut didiami masyarakat nelayan berbilang kaum dengan kondisi sangat terbatas untuk peralatan daya jelajah tangkapan. Mereka juga belum menguasai teknologi dan terhambat permodalan serta manajemen usaha.

"Permasalahan lain dalam peningkatan hasil tangkapan adalah kendala cuaca pada musim tertentu yang membuat para nelayan tidak bisa melaut secara maksimal," katanya.

Melalui pengembangan ekoeduwisata, Rahma bertekad mengangkat potensi alam yang ada di laut Tanjungpinang yang belum tersentuh selama ini, salah satunya melalui wisata alam hutan mangrove.

Baca Juga: Lowongan Kerja Offshore Terbaru di Perusahaan Energi Applus Batam, Simak Syaratnya

Pengembangan ini sekaligus untuk mengangkat tradisi kehidupan masyarakat di kampung nelayan, seperti permainan rakyat, olahraga bahari, kesenian, sejarah, serta budaya Melayu yang kental dengan budaya maritim.

"Pemko Tanjungpinang bekerja sama dengan Umrah (Universitas Maritim Raja Haji) akan mengembangkan Kampung Madong dan Sei Nyirih menjadi kawasan minawisata kampung ikan Madong Sei Nyirih," katanya.

Ekoeduwisata sebagai salah satu alternatif mata pencaharian berkelanjutan bagi nelayan yang rentan kehilangan pekerjaan dan penurunan produktivitas. Hal ini dikarenakan cuaca yang tidak dapat diprediksi dan tingginya permukaan air laut.

Baca Juga: BPOM Larang Bahan Sirup Obat Batuk DEG dan EG Pasca Kematian Anak Gambia

Melalui pengembangan ekoeduwisata, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas adaptasi nelayan, khususnya di wilayah pesisir, sebagai sumber penghasilan tambahan ketika mata pencaharian utama tidak dapat dilakukan.

Rahma juga berharap dukungan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan cita-cita masyarakat perikanan yang ada di Tanjungpinang.

Menteri Sakti Wahyu mengatakan bahwa Kepri halaman depannya adalah laut dan sumber utamanya juga dari laut, maka perlu suatu kebijakan berjangka panjang untuk kepentingan masyarakatnya. Di antara kebijakan itu adalah dengan memperluas kawasan konservasi yang tertutup dan ini harus mendapatkan dukungan pemerintah daerah.

Baca Juga: Daftar 10 Besar MTQ Nasional 2022 di Kalsel, Sumsel dan Aceh Seperingkat

Dalam rangka memperluas kawasan konservasi tertutup, pemerintah membagi wilayah menjadi enam zona. Kepri adalah zona satu yang kawasannya mencapai laut Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina selatan.

Setiap zona didesain satu kawasan yang tidak boleh diganggu, tidak boleh dilintasi kapal, hingga tidak boleh dilakukan pengambilan ikan. Kawasan itulah yang disebut sebagai konservasi tertutup.

"Ada tiga benefit yang kita dapat, yakni akan mampu memproduksi oksigen, penyerapan karbon yang lebih tinggi daripada hutan di darat, dan tempat budidaya ikan," ujarnya.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler