7 Cagar Budaya di Batam, Ada Perigi Tua hingga Rumah Potong Limas

20 Agustus 2023, 16:49 WIB
Inilah tujuh cagar budaya di Batam, ada perigi tua yang berada di Pulau Buluh dan rumah potong limas di Batu Besar. /tangkap layar/perigi tua/

KEPRI POST - Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki beberapa cagar budaya yang memiliki nilai kebudayaan dan sejarah bagi perkembangan kota ini. Usianya puluhan, bahkan ratusan tahun.

Keberadaan cagar budaya di Batam tersebar di berbagai tempat, ada yang terletak di kawasan mainland maupun hinterland atau pulau-pulau penyangga. Kondisinya masih terawat dengan baik dan sering menjadi tujuan kunjungan wisatawan untuk menelusuri sejarah awal berdirinya Batam.

Pemerintah kota melalui keputusan Wali Kota Batam Nomor 483 Tahun 2022 telah menetapkan beberapa tempat bernilai sejarah itu sebagai cagar budaya berdasarkan hasil kajian dan rekomendasi dari tim.

Baca Juga: Wisatawan Singapura dan Malaysia Jelajahi Wisata Karimun dengan Bersepeda

Berikut tujuh cagar budaya yang menyimpan nilai kebudayaan dan sejarah perkembangan Batam:

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menabur bunga di makam Nong Isa PEMKO BATAM

1. Makam Zuriat Raja Isa

Makam ini adalah kompleks pemakaman bagi keluarga kerajaan Melayu. Raja Isa Ibni Raja Ali Marhum Pulau Bayan Yang Dipertuan Muda V atau Nong Isa adalah putra Raja Ali Marhum Pulau Bayan Yang Dipertuan Muda V.

Raja kelahiran Hulu Sungai Nongsa ini menjadi penguasa di daerah ini selama sekitar lima tahun, berdasarkan perintah Komisaris Jenderal Sultan Abdul Rahmansyah yang menjabat pada tahun 1812-1832 Masehi dan Yang Dipertuan VI Raja Ja’far pada tahun 1808-1832 Masehi.

2. Makam Tumenggung Abdul Jamal

Makam ini terletak di Pulau Bulang Lintang, Kecamatan Bulang. Temenggung Abdul Jamal adalah bendahara Kerajaan Melayu Riau yang berkuasa di wilayah Bulang dan di pulau-pulau yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Pulau Penyengat di Tanjungpinang Masuk 75 Desa Wisata Terbaik Indonesia, Ini Daya Tariknya!

Di kawasan ini juga terdapat beberapa makam lain yang diyakini sebagai keluarga Tumenggung Abdul Jamal, seperti makam sang istri bernama Raja Maimunah. Nama Temenggung Abdul Jamal kini diabadikan sebagai nama gelanggang olahraga atau GOR yang berada di kawasan Mukakuning.

3. Rumah Potong Limas

Bangunan yang menjadi temapt tinggal suku Melayu ini berada di kawasan Batu Besar, Kecamatan Nongsa. Uniknya, rumah dengan penyangga batu tanjung ini memiliki bentuk yang tegak rata dan tanpa paku, namun menggunakan pasak dari kayu.

Rumah tradisional ini berbentuk panggung yang terbuat dari papan atau kayu. Bangunan pertama rumah potong limas didirikan pada tahun 1959 oleh Haji Abdul Karim.

4. Perigi Batu Pulau Buluh

Sumur atau perigi tua ini berada di Pulau Buluh, Kecamatan Bulang. Situs tertua yang masih dapat dideteksi jejaknya di pulau bersejarah ini memiliki diameter 1,6 meter dan kedalaman sekitar 7 meter.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Murah di Singapura, Ada Pulau Buatan dan Patung Singa

Susunan batu batanya masih bertuliskan Batam Brick works, produksi pabrik batu bata pertama di Batam yang didirikan oleh Raja Ali Kelana bersama seorang pengusaha kaya dari Singapura bernama Ong Sam Leong, sekitar tahun 1898 silam.

5. Masjid Jami’ Nurul Iman

Masjid tua ini juga berada di Pulau Buluh, Kecamatan Bulang. Masjid yang sudah mengalami pemugaran ini dibangun sejak tahun 1872. Sayangnya, konstruksi asli rumah ibadah itu sudah tidak kelihatan.

Yang khas dari masjid ini adalah dua kubah, salah satunya masih mempertahankan bentuk aslinya yang sepintas mirip dengan kubah Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat.

6. Makam Keramat Puding

Makam keramat ini berada di halaman Masjid jami' Nurul Iman di Pulau Buluh, Kecamatan Bulang. Tidak terdapat tulisan apapun untuk mengetahui siapa penghuni makam.

Baca Juga: Kepri Miliki Wisata Air Terjun Temburun di Anambas dengan Mata Air Bertingkat 7

Namun menurut cerita warga sekitar, makam tersebut adalah makam putri salah satu Kerajaan Bintan yang jatuh sakit saat melewati Pulau Buluh. Nama puding sendiri diambil dari pohon yang tumbuh besar di situs pemakaman tersebut sewaktu sang putri dikebumikan.

Mercusuar di Pulau Karas Ini Berdiri sejak 1886, Terdapat Banyak Peninggalan Belanda

7. Mercusuar Pulau Karas

Mercusuar yang berada di Pulau Karas Kecil, Kecamatan Galang ini sudah ada sejak 1886. Hal ini terlihat dari tulisan berbahasa Belanda yang terdapat di Mercusuar, yakni Fabriek Voor De Marine En Het Stoomwezen 1886.

Mercusuar ini memiliki tinggi 10 meter dan terdiri atas 4 bagian, 3 anak tangga, dan 1 puncaknya terdapat lampu yang menyala saat malam hari.

Itulah tujuh cagar budaya yang menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Batam, mulai dari perigi tua hingga rumah potong limas.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler