3 Penyebab Tanah Longsor di Natuna, Ini Analisa Badan Geologi

7 Maret 2023, 19:16 WIB
Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkap analisa mengenai tiga penyebab terjadinya tanah longsor di Natuna. /tangkap layar/bnpb/

KEPRI POST - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan analisa mengenai penyebab terjadinya tanah longsor di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Bencana tanah longsor di Natuna yang terjadi pada Senin, 6 Maret 2023 pukul 11.15 WIB, telah menyebabkan 15 orang meninggal dunia dan 50 orang hilang yang sampai sekarang belum ditemukan. Adapun penyebabnya, Badan Geologi memperkirakan karena aliran bahan rombakan atau debris flow.

Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto menjelaskan, ada tiga faktor yang menjadi penyebab terjadinya tanah longsor di Natuna. Yakni kemiringan lereng tebing yang curam, tanah palapukan yang tebal dari batuan tua berupa lapukan granodiorit, dan curah hujan yang tinggi dengan durasi lama.

"Berdasarkan Peta Geologi Regional Natuna, batuan penyusun di daerah bencana longsor termasuk dalam batuan plutonik serasan yang tersusun granodiorit biotit dan granit hornblenda dengan helatan metasedimen," katanya, Selasa 7 Maret 2023.

Baca Juga: Update Longsor di Natuna, Korban Meninggal Jadi 15 Orang dan 50 Orang Hilang

Mujiyanto mengimbau warga yang berada dekat alur aliran bahan rombakan untuk tetap waspada, khususnya saat hujan maupun setelah hujan deras dengan durasi lama. Mengingat daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsor susulan.

Selain itu, pesan Mujiyanto, kegiatan penanganan longsor agar memperhatikan cuaca, dengan tidak melakukan penanganan saat hujan dan setelah hujan deras.

"Sebab daerah itu masih berpotensi terjadi gerakan tanah (longsor) susulan yang bisa menimpa petugas," pesannya.

Baca Juga: Potensi Banjir dan Longsor Tinggi, Batam Tak Miliki BPBD dan tak Miliki Alat Penanggulangan Bencana

Mujiyanto juga menyarankan kepada petugas agar memasang rambu rawan bencana di sekitar lokasi longsor untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang ada di sekitarnya.

Kemudian meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah atau longsor.

Terkendala Cuaca

Baca Juga: Tidak Hanya Longsor dan Banjir, Gelombang Tinggi Juga Ancam Wilayah Perairan Natuna

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengakui intensitas hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil sebagai pemicu terjadinya tanah longsor di Natuna.

Sementara itu untuk penanganan terhadap korban bencana dan proses evakuasi, petugas terkendala dengan kondisi cuaca.

Kepala Bidang Kedaruratan, Pusdalops PB dan Logistik BPBD Provinsi Kepulauan Riau, Junainah mengungkapkan kendala cuaca dan sulitnya akses ke lokasi bencana. Ditambah dengan jaringan telekomunikasi yang terputus, sehingga turut menghambat proses pencarian dan evakuasi.

"Cuaca berubah-ubah, angin masih kencang, dan ombak laut juga sedang tinggi," katanya.***

Editor: Zaki Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler