KEPRI POST - Harga barang di Kota Batam setiap tahun mengalami kenaikan, apalagi saat adanya kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) mengalami kenaikan.
Selain itu, faktor cuaca musim penghujan diawal Maret 2023 yang lalu membuat sejumlah bahan pokok mengalami lonjakan kenaikan yang tak terkendali.
Batam tidak sebagai wilayah produsen, namun sebagai wilayah konsumen. Dimana bahan pokok didatangkan dari daerah lain, yang menyebabkan harga barang otomatis naik jika terjadi faktor yang tidak diinginkan.
Namun, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, mencatat di Maret 2023 mengalami deflasi -0,32 persen.
"Batam saat ini mengalami deflasi sebesar -0,32 Persen, dan jika terus dibiarkan akan berdampak buruk," kata Muhammad Rudi, Walikota Batam.
Rudi mengatakan, kasus deflasi dan inflasi di Batam sangat perlu dikendalikan, karena ada sisi positif dan negatifnya.
"Kami akan terus melakukan kendali inflasi maupun deflasi ini," ujarnya.
Perlu diketahui, Deflasi adalah kondisi yang menunjukkan penurunan harga suatu barang atau jasa secara terus menerus terjadi dalam periode waktu yang sangat cepat.
Kondisi ini menyebabkan dampak buruk seperti terganggunya kegiatan produksi bisnis di sebuah negara, meningkatnya jumlah pengangguran, dan kurangnya devisa suatu daerah atau negara.***