Kebakaran Hutan dan Lahan Dominasi Bencana di Kepri

- 5 November 2022, 15:20 WIB
Kebakaran hutan dan lahan  menjadi bencana yang paling mendominasi di Provinsi Kepri selama 10 tahun terakhir.
Kebakaran hutan dan lahan menjadi bencana yang paling mendominasi di Provinsi Kepri selama 10 tahun terakhir. /Facebook/Damkar Tanjunguban/

KEPRI POST - Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang paling mendominasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) selama 10 tahun terakhir.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejakK 2012 hingga 2021 tercatat ada 164 kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kepri.

Selain kebakaran hutan dan lahan, bencana lain yang mendominasi di Kepri adalah cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, hingga kekeringan.

"Kabupaten Bintan menjadi wilayah yang paling banyak mengalami bencana hingga 124 kali, disusul Tanjungpinang dengan 63 kejadian dan Batam dengan 50 kejadian. Dari kejadian bencana itu, kebakaran hutan dan lahan yang sangat mendominasi," ungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Tanjungpinang, Kamis 3 November 2022.

Baca Juga: Cris Topan Minta Penyelenggara Antisipasi Kerumunan di Job Fair Batam 2022

Sementara itu untuk jenis kejadian bencana yang berdampak pada kerusakan rumah dan penghidupan masyarakat, jelas Suharyanto, disebabkan oleh cuaca ekstrem yang berdampak pada 1.300 rumah.

Kemudian bencana yang paling banyak memakan korban di Kepri adalah banjir, baik korban meninggal dunia maupun mengungsi.

"Adapun total korban meninggal dunia sebanyak 10 orang sejak 2012 sampai 2021 akibat bencana banjir dan ada 16.145 warga yang menderita maupun mengungsi," katanya.

Suharyanto berharap agar Kepri menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang penanggulangan bencana yang akan bertugas di lapangan.

Baca Juga: Catat Nomor Pemadam Kebakaran Batam, Tangani Pemadaman, Ular, hingga Sarang Tawon

SDM tersebut bisa berasal dari berbagai instansi yang ada di provinsi hingga lingkup kabupaten/kota, desa/kelurahan dan RT/RW.

"Pemerintah daerah harus membekali seluruh personel dengan pelatihan dan pendidikan khusus kebencanaan. Siapkan orangnya, dilatih kemampuannya untuk lebih siap siaga dalam menghadapi potensi bencana," katanya.

Menurut Suharyanto, pemerintah daerah juga perlu menyiapkan rencana kontijensi berkelanjutan yang bisa diimplementasikan sesuai porsi di wilayahnya masing-masing dalam pelaksanaan penanggulangan bencana.

Rencana kontijensi tersebut meliputi semua teknis penyusunan skenario kejadian bencana, penetapan tujuan, kebijakan dan strategi penanganan darurat bencana, penetapan struktur komando, hingga perencanaan bidang operasi.

"Daerah harus punya rencana kontijensi dalam menghadapi bencana," katanya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah