Network
KEPRI POST - Perlakuan Pemerintah Kota (Pemko) Batam kepada rakyatnya sudah mulai berkurang, dimana intimidasi kepada warga kerap dilakukan.
Intimidasi yang baru-baru ini dilakukan Pemko Batam adalah kasus relokasi warga Pulau Rempang, dimana warga dipaksa mengosongkan lahan yang sudah dihuni puluhan tahun.
Warga Pulau Rempang Batam yang menghuni Kampung Tua dipaksa BP Batam untuk meninggalkan hunian mereka, dimana ada investasi Rp 381 Triliun di Pulau tersebut.
Baca Juga: Warga Tanjung Pinggir Usung Keranda Mayat Protes SPAM Batam Mati Air
Relokasi Pulau Rempang terkesan dipaksa, karena tidak ada sosialisasi sebelumnya kepada warga.
Tidak hanya masalah warga Melayu di Pulau Rempang, warga Tanjung Pinggir, Sekupang yang hendak mengelar aksi damai terkait padamnya aliran air berbulan-bulan mendapat intimidasi dari pihak Kelurahan dan Camat.
"Sebelum kami menggelar aksi demo damai, kami dipanggil Lurah dan camat agar membatalkan aksi demo," kata Bert, warga Tanjung Pinggir.
Namun, warga tetap menggelar aksi protes ke Spam Batam terkait padamnya aliran air bersih yang sudah berbulan-bulan.
Baca Juga: Aksi Demo Warga Melayu di BP Batam Pecah, Warga dan Aparat Bentrok
