Ini Pantun Warga Rempang Batam yang Menolak Relokasi

- 12 Oktober 2023, 10:00 WIB
Warga Rempang Batam menolak relokasi melalui pantun, orasi, dan poster dalam acara sholawatan dan Maulid Nabi.
Warga Rempang Batam menolak relokasi melalui pantun, orasi, dan poster dalam acara sholawatan dan Maulid Nabi. /tangkap layar/rempang/

Hang Tuah Laksamana berani
Hidup pula di zaman Melaka
Kami takkan lepas tanah ini
Karena tanah ini tanah pusaka

KEPRI POST - Itulah di antara pantun yang terlantun saat sholawatan dan doa untuk Rempang di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Rabu 11 Oktober 2023.

Pantun itu dilantunkan sebagai sikap warga yang masih menolak relokasi, imbas dari pengembangan proyek Rempang Eco City di Batam. Proyek ini sudah masuk dalam program strategis nasional.

Acara sholawatan yang dikemas dengan peringatan Maulid Nabi menghadirkan ratusan warga yang berbondong-bondong datang ke lapangan. Cuaca terik tak menyurutkan warga untuk terus bertahan di lokasi acara.

Baca Juga: PT Adaro Green Kalimantan Buka Lowongan Kerja CSER untuk S1, Ini Syaratnya!

Pantun ke pantun pun sambung menyambung usai acara sholawatan, diselingi penyampaian aspirasi dan orasi sejumlah pihak yang menyuarakan penolakan relokasi.

Hendak bane pegi perigi
Nampak terbang si Burung Elang
Untuk ape gedung yang tinggi
Tapi kenangan menjadi hilang

Selain warga sekitar, acara sholawatan juga dihadiri Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur dan tim dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional.

Isnur dalam sambutannya mengajak warga untuk tetap kompak dalam memperjuangkan dan mempertahankan tanah Rempang. Ia menyatakan YLBHI akan terus mendukung perjuangan warga Pulau Rempang dan Galang.

Baca Juga: Minat Kerja di Bidang Relation? PT Adaro Green Buka Lowongan Kerja di Kalimantan

"Kami dari YLBHI akan mendukung perjuangan masyarakat Rempang dalam mempertahankan tanah kelahirannya," katanya.

Kepala Divisi Kampanye Walhi Nasional, Puspa Dewi, mengatakan bahwa semangat masyarakat Rempang masih berkobar dalam perjuangan menolak penggusuran. Walhi siap membersamai perjuangan masyarakat Melayu untuk menolak relokasi.

Tidak hanya melantunkan pantun dan orasi, warga Rempang juga menyuarakan penolakan relokasi melalui poster dan spanduk. Di antara tulisan dalam poster dan spanduk itu adalah 'toka relokasi harga mati', 'kami benci pengkhianat', dan lainnya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x