Network
Dari total 961 kepala keluarga yang hendak digusur, hingga 21 November 2023 baru 83 KK yang bersedia bergeser ke hunian sementara.
Baca Juga: Ungkap Aktor Rusuh Demo Rempang: Rudi Minta Sabar, Ansar Ahmad Merasa Gerah
2 Kali Rusuh Rempang
Kerusuhan di Pulau Rempang berawal saat polisi memasuki wilayah Rempang untuk mengamankan pengukuran dan pemasangan patok tata batas pada Kamis, 7 September 2023. Massa memblokade Jembatan 4 Barelang untuk menghadang kedatangan aparat gabungan.
Bentrok antara warga dan aparat gabungan pun tak terhindarkan, hingga aparat menembakkan gas air mata. Paparan gas air mata itu tidak hanya mengenai massa, namun juga mengenai sejumlah siswa di sekolah terdekat.
Selang empat hari kemudian, ribuan warga Melayu menggelar aksi di Kantor BP Batam pada Senin, 11 September 2023 untuk menolak rencana penggusuran terhadap warga Rempang.
Aksi yang awalnya berlangsung damai tersebut berubah memanas. Sekelompok warga melempari Kantor BP Batam dari arah samping dengan batu dan kayu.
Lemparan itu membuat sebagian kaca Kantor BP Batam pecah berserakan. Pagar besi Kantor BP Batam juga jebol dan di beberapa titik pagar tampak bolong.
Tidak hanya itu, massa juga menghujani petugas polisi dengan batu bata yang menyebabkan beberapa polisi dan pegawai BP Batam terluka.
Polisi mengamankan 43 orang yang diduga memicu kerusuhan. Sebagian besar dari mereka adalah warga luar Batam, ada yang berasal dari Tanjungpinang, Lingga, dan lainnya.***
