"Yang paling mendominasi pelanggaran pemilu adalah politik uang, gila-gilaan," ungkapnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum menilai telah terjadi pergeseran pemilu dari kontestasi politik menjadi pertandingan logistik alias amplop.
"Gejala "amplopisme" sudah hampir merata di seluruh Dapil dan tingkat pemilihan," katanya, Sabtu, 16 Maret 2024.
Anas mengaku mendengar cerita dari caleg yang berhasil maupun tidak berhasil, termasuk memantau sendiri dengan detail di lapangan.
Menurutnya, sepertinya sulit menemukan caleg yang tidak menggunakan teknik amplop. Jika pun ada, prosentasenya sangat kecil.
"Tentu hal ini terkait dengan pilihan sistem pemilu kita yang bertemu dengan realitas politik partai (dan caleg) dan keadaan para pemilih," katanya.
Sistem proporsional terbuka, lanjut Anas, turut berkontribusi terjadinya 'brutalisme kompetisi' logistik.
"Sistem ini sudah seperti mengundang dan bahkan (hampir) memaksa para caleg untuk menempuh ideologi "amplopisme" dalam mendapatkan dan mengumpulkan suara. Ironi banget!" katanya.***