Network
KEPRI POST - Presiden Joko Widodo (Jokowi) absen saat Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengumumkan Mahfud MD sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Jokowi sedang di luar negeri, namun ia sempat membuka pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 di ICE BSD Tangerang, Rabu 18 Oktober 2023 secara virtual.
Hal ini berbeda sewaktu Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres untuk Pilpres 2024. Saat itu sebagai kader PDIP, Jokowi hadir mendampingi Megawati.
Keputusan PDIP dan partai koalisi memilih Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo diumumkan langsung oleh Megawati di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Jakarta.
Baca Juga: Mahfud MD, Eks Ketua Timses Prabowo Jadi Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo
"Dengan mengucapkan Bismillahhirrahmanirrahim, maka calon wakil presiden yang dipilih oleh PDIP yang akan mendampingi Ganjar Pranowo adalah Bapak Prof DR Mahfud MD," ujar Megawati.
Hadir dalam pengumuman Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo adalah para ketua umum partai koalisi. Ada Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Hadir juga Ketua Tim Pemenangan Ganjar Presiden (TPN-GP) Arsjad Rasjid dan Wakil Ketua TPN-GP Andika Perkasa, Gatot Eddy Pramono, dan TGB M Zainul Majdi.
Baca Juga: Megawati Sudah di Markas PDIP, Siapa Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo?
Putus Ketergantungan Politik Pada Jokowi
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai ketidakhadiran Jokowi mempertegas sikap politik PDIP. Koalisi parpol pengusung Ganjar sebagai capres mengumumkan Mahfud sebagai cawapres saat Jokowi sedang di luar negeri.
"Pengumuman Mahfud MD selaku bakal cawapres pendamping Ganjar di saat Presiden Jokowi sedang melakukan lawatan luar negeri, bisa dimaknai PDIP ingin secara tegas memutus ketergantungan politiknya pada figur Jokowi," katanya, mengutip berita Antara.
Dosen Universitas Paramadina itu berpendapat tidak dilibatkannya Jokowi dalam penentuan cawapres Ganjar, seolah mempertegas sikap PDIP yang ingin membuktikan mesin politiknya yang independen. Mesin politik tetap kokoh dan tidak lagi bergantung kepada ketokohan atau populisme Jokowi.
Bahkan, PDIP juga menunda untuk memanggil putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, terkait wacana pencawapresannya setelah keluar putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"PDIP tidak lagi mempertimbangkan variabel Jokowi dalam menjalankan mesin politiknya," katanya.
Baca Juga: Teka-teki Inisial M Cawapres Ganjar Pranowo, Ini Sosoknya!
Orde Baru dan Nepotisme
Megawati menyinggung soal Orde Baru dan nepotisme saat mengumumkan Mahfud MD sebagai cawapres pendamping Ganjar. Megawati mengatakan bahwa kantor DPP PDIP ini merupakan tempat bersejarah, ketika kekuasaan otoriter orde baru meluluhlantakkan kantor itu pada 27 Juli 1996.
"Rakyat Indonesia mengenang itu sebagai tonggak perjuangan demokratisasi di Indonesia. Melalui peristiwa itulah kekuatan arus bawah bersatu guna mengoreksi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme atau yang dikenal dengan KKN," katanya.
Megawati menekankan bahwa sosok pemimpin Indonesia tidak boleh membutakan diri terhadap sejarah. Tidak boleh juga melupakan semangat reformasi yang penuh dengan cucuran air mata, darah, dan semangat juang yang luar biasa.
"Dari sejarah kita belajar bahwa pemimpin harus lahir dari gemblengan lahir batin. Pemimpin seperti ini ditempa keteguhannya, memiliki kesetiaan pada prinsip, kokoh pada jalan Pancasila, merakyat, dan memiliki kemampuan profesional. Setidaknya berprestasi dalam jabatan strategis di tingkat nasional dan memiliki pengalaman konkrit di pemerintahan," katanya.***
