Tragedi Kanjuruhan Contoh Buruk Sistem Pengamanan yang Dilakukan Aparat Keamanan

- 2 Oktober 2022, 11:13 WIB
RIBUAN suporter Arema Malang turun ke lapangan mengejar para pemain Arema FC dan officialnya.
RIBUAN suporter Arema Malang turun ke lapangan mengejar para pemain Arema FC dan officialnya. /F. GOAL.COM

KEPRI POST - Terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan yang memakan korban jiwa hingga seratusan nyawa orang, Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut izin penyelenggaraan sementara seluruh kompetisi liga yang dilakukan PSSI.

Tak itu saja. Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang dinilai bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan pada pertandingan antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Sugeng menilai Kapolres Malang terbukti tak becus mengendalikan sistem pengamanan yang minim risiko. Tindakan pengamanan yang dilakukan aparat kepolisian di Stadion Kanjuruhan, justru menjadi pemicu dan penyebab banyaknya korban tewas.

"Kami minta Polri menganalisa sistem kemanan yang dilaksanakan aparat kepolisian dalam mengendalikan kericuhan sepak bola di Stadion Kanjuruhan. Sebab, kericuhan yang terjadi berawal dari kekecewaan suporter tuan rumah yang turun ke lapangan tanpa bisa dikendalikan pihak keamanan," ujarnya.

Dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang kemarin, jumlah aparat kepolisian memang tak sebanding dengan jumlah penonton yang turun ke tengah lapangan.

Dengan membabi buta, aparat kepolisian menghujani penonton yang turun ke tengah lapangan dengan tembakan gas airmata. Hal itulah yang menyebabkan kepanikan. Akibatnya banyak penonton kesulitan bernapas hingga jatuh pingsan dan terinjak-injak penonton lainnya.

"Padahal, penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa," tegasnya.

Sugeng juga meminta Presiden Jokowi untuk memberikan perhatian lebih terhadap sepakbola di Indonesia yang selalu dinodai dengan kericuhan suporter hingga menelan korban jiwa.

"Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional," pungkasnya. ***

Halaman:

Editor: Romi Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x