Kisah Nabi Daud Beserta Mukjizatnya, Remaja yang Mengalahkan Raja

- 25 September 2023, 14:00 WIB
Orang yang diwahyukan kepadanya syariat rasul sebelumnya untuk dijalankan disebut Nabi. Salah satu contoh nabi tersebut adalah Nabi Daud a.s
Orang yang diwahyukan kepadanya syariat rasul sebelumnya untuk dijalankan disebut Nabi. Salah satu contoh nabi tersebut adalah Nabi Daud a.s /Kabar Cirebon/

Kepri Post - Orang yang diwahyukan kepadanya syariat rasul sebelumnya untuk dijalankan disebut Nabi. Nabi diperintahkan untuk menyampaikan syariat tersebut kepada suatu kaum tertentu. Salah satu contoh nabi tersebut adalah Nabi Daud, berikut kisahnya.

Daud bin Yisya adalah putra dari Yasa. Ia adalah salah seorang dari tiga belas bersaudara turunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim. la bermukim di kota Battlehem, kota kelahiran Nabi Isa, bersama ayah dan tiga belas saudaranya.

Pada saat Nabi Daud remaja, kondisi Bani Israel sangat mengenaskan. Mereka diperbudak oleh raja Jalut. Seorang raja yang kejam dan bengis. Tidak ada yang berani melawan Jalut, karena ia adalah seorang raja yang gagah, kuat, dan sangat kejam.

Baca Juga: Iman Kepada Kitab - Kitab Allah, Kenali 4 Kitab yang Diturunkan ke Para Rasul

Bangsa Bani Israel mulai berputus asa menghadapi kekejaman Jalut. Mereka tidak mampu lagi membayar upeti kepada tentara-tentara Jalut. Akibatnya, mereka sering disiksa dan sebagian dibunuh.

Maka para pembesar Bani Israel pun berinisiatif menemui Nabi mereka, yaitu Nabi Samuel. Mereka mengadukan keadaan mereka dan meminta agar Nabi Samuel memohon kepada Allah agar Allah membebaskan Bani Israel dari penderitaan. Maka Nabi Samuel pun berdoa kepada Allah agar Allah memberikan jalan keluar atas permasalahan Bani Israel.

Berkatalah Nabi Samuel kepada para pembesar Bani Israel, "Aku telah berdoa kepada Allah dan mendapatkan wahyu dari Allah. Allah akan menunjuk salah seorang dari Bani Israel sebagai pemimpin dan raja bagi kalian. Ia akan memimpin kalian berperang melawan Jalut. Bagaimana pendapat kalian?

"Kami akan menaatinya." jawab mereka.

Baca Juga: Mengenal Nama - Nama Allah SWT Melalui Asmaul Husna, Al Mumit, Al Hayyu, Al Qayyum, dan Al Ahad

"Baiklah. Yang akan menjadi pemimpin kalian adalah orang yang sebentar lagi akan datang ketempat ini," kata Nabi Samuel.

Maka sebentar kemudian, muncullah seorang pemuda yang gagah dan kuat. Pemuda itu bernama Thalut. Dia datang untuk mengantarkan hasil panennya kepada Nabi Samuel.

Melihat pemuda yang kelihatannya dari kalangan rakyat biasa itu, kagetlah para pembesar bani Israel. Mereka keberatan kalau yang diangkat menjadi pemimpin adalah anak muda itu. 

Maka berkatalah Nabi Samuel, "Bukankah kalian telah berjanji akan menaatinya? Sungguh dialah pemuda yang dipilih oleh Allah karena dia memiliki kecerdasan dan kekuatan untuk memimpin kalian dan mengalahkan Jalut. Selain itu, dia memiliki tanda dari Allah, yaitu tabut warisan Nabi Musa."

Akhirnya para pembesar Bani Israel itu mau menerima Thalut sebagai pemimpin meskipun dengan hati yang sangat berat.

Perang Melawan Raja Jalut

Segera setelah diangkat menjadi pemimpin Bani Israel, Thalut memerintahkan bangsa Israel untuk mempersiapkan peperangan melawan Jalut. Dalam kesempatan itu, Daud yang masih remaja meminta izin untuk ikut dalam peperangan.

Semula Daud tidak diizinkan karena masih belum cukup umur. Tetapi karena beliau mendesak terus, maka beliau diizinkan ikut berperang tetapi di barisan belakang.

Maka bergabunglah Daud ke dalam pasukan. Ia berbekal dengan ketapel yang terbuat dari tali. Ketapel itu digunakan untuk melontarkan batu-batu kecil sehingga batu bisa melayang jauh. 

Pasukan pun berangkat. Thalut memberikan khotbah berupa nasihat agar pasukan bersabar dan teguh dalam pertempuran.

Baca Juga: Pengamalan Surah At Tin

Thalut juga mengingatkan bahwa mereka nanti akan melewati sebuah sungai besar. Thalut mengingatkan agar pasukannya tidak terlena dengan sungai tersebut. Mereka hanya boleh masuk ke sungai sebentar dan minum secukupnya.

Namun setelah sampai di sungai yang dimaksud, kebanyakan pasukan terlena. Mereka malah bermain air dan enggan melanjutkan perjalanan berperang. Mereka ingin beristirahat lama dan melepaskan kepenatan di sungai yang segar itu.

Maka Thalut pun meninggalkan pasukan yang lalai itu dan berangkat dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit.

Kedua pasukan pun akhirnya bertemu. Dengan gagah berani pasukan Thalut berperang melawan pasukan Raja Jalut. Raja Jalut menentang berduel satu lawan satu, maka Daudlah yang muncul ke depan. Raja Jalut tertawa terbahak-bahak melihat anak kecil yang menentangnya. 

Daud kemudian melemparkan batu yang sudah dipersiapkannya dengan ketapel dan tepat mengenai kedua mata Raja Jalut hingga pecah. Daud pun mengambil pedang Raja Jalut yang terjatuh itu dan memenggal leher Raja Jalut, tamatlah riwayat Raja yang kejam dan zalim itu.

Pasukan Thalut bergembira dan terpesona akan keahlian Daud yang masih kecil itu. Mereka mengangkat Daud beramai-ramai karena gembiranya. Thalut menjadi Raja dan memerintah Bani Israil dengan bijaksana.

Setelah Raja Thalut meninggal dunia, maka beliau digantikan oleh Nabi Daud yang kemudian menjadi Raja Bani Israil sekaligus diutus Allah untuk menjadi Rasul.

Daud memimpin kaumnya dengan bijaksana dan damai. Allah SWT memberikan beberapa mukjizat pada Nabi Daud yaitu suaranya yang sangat merdu. Jika beliau membaca zabur dengan nyanyian yang merdu, maka bagi orang yang sedang sakit dan mendengarkannya pun akan sembuh.

Mukjizat lainnya adalah kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong.

Nabi Daud adalah orang yang memulai pembangunan Baitul Suci yaitu Baitul Muqaddis yang kemudian diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, dan kemudian sekarang menjadi Masjid Al - Aqsa. Nabi Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.

Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Daud a.s.

1. Allah telah memberikan contoh bahwa seseorang yang bagaimana pun besar dan perkasanya yang hanya menyandarkan diri kepada kekuatan jasmaninya dapat dikalahkan oleh orang yang lebih lemah dengan hanya sesuatu benda yang tidak berarti sebagaimana Daud yang muda usia dan lemah secara fisik mengalahkan Jalut yang perkasa dengan bersenjatakan batu saja.

2. Seorang yang lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yang akan melindunginya.

3. Kemenangan Daud a.s. atas Jalut tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabur, bahkan sebaliknya, ia bersikap rendah hati dan lemah - lembut terhadap kawan maupun lawan.

Itulah kisah Nabi Daud beserta mukjizatnya, remaja yang mengalahkan raja.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x