Network
KEPRI POST - Aktivitas ekspor impor makin sibuk di beberapa pelabuhan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Namun, masih ada saja kapal yang diduga tidak menggunakan sistem identifikasi kapal otomatis atau Automatic Identification System (AIS).
Kesibukan aktivitas ekspor impor di Pelabuhan Kepri dan penegakan aturan penggunaan AIS ini menjadi sorotan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dalam keterangan resminya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta jajaran UPT di Batam lebih rajin dan menjaga integritas.
Menurut Kemenhub, operasional pelabuhan di Kepri memang relatif lebih sibuk. Hal ini karena berkaitan dengan ekspor impor, dekat Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional, serta dekat dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Baca Juga: Mantan Kepala Bea Cukai Manfaatkan Jabatan untuk Jadi Broker Pengusaha Ekspor Impor
"Untuk itu dibutuhkan kerja yang detail, rajin dan menjaga integritas dari segenap jajaran UPT di Batam dan sekitarnya," ujarnya, Senin 10 Juli 2023.
AIS adalah sistem pelacakan otomatis menggunakan transceiver yang terpasang di kapal dan digunakan oleh layanan lalu lintas kapal. Saat ini masih sering didapati kapal-kapal yang mematikan sistem AIS saat memasuki perairan Indonesia, sehingga tidak terlacak keberadaannya.
Konvensi Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah mensyaratkan pemasangan AIS di kapal pelayaran internasional dengan 300 tonase kotor (GT) atau lebih.
Secara nasional, pemerintah melalui Kemenhub juga sudah menerbitkan aturan baru terkait pengaktifan AIS melalui PM 18 tahun 2022 tentang sistem identifikasi otomatis bagi kapal yang melakukan kegiatan di wilayah perairan Indonesia.
Baca Juga: Gubernur Kepri Pastikan Ekspor Pasir Laut Belum Bisa Dilakukan, Ini Alasannya
