KEPRI POST - Akun palsu jadi salah satu dalih bagi CEO Tesla Elon Mask untuk mengakhiri tawarannya membeli Twitter US44 miliar atau setara Rp658,99 triliun.
Reuters mengungkapkan bahwa akun palsu menjadi sumber utama bagi bos SpaceX untuk membatalkan kesepakatan membeli media sosial tersebut.
Kini, pertarungan antara Elon Musk dan Twitter beralih ke ranah hukum, keduanya sama-sama berupaya menggali bukti untuk menghadapi persidangan yang dijadwalkan pada Oktober mendatang.
Pihak Elon Musk berupaya mengungkap bot spam dan akun palsu yang menjadi dasar bagi mereka mengakhiri tawaran untuk membeli Twitter.
Baca Juga: Elon Musk Buat Lelucon Beli Manchester United, Miliki Rekam Jejak Buruk di Twitter
Untuk memperkuat bukti tersebut, Elon Musk mencari dokumen dari firma teknologi periklanan dan menggali informasi soal jumlah akun palsu dan bot di platform media sosial itu.
Bedasarkan berkas tuntutan di Pengadilan Delaware, Amerika Serikat, pengacara bos Tesla itu telah meminta informasi kepada perusahaan teknologi periklanan, Integral Ad Science (IAS.O) dan DoubleVerify (DV.N).
Kedua perusahaan yang berbasis di New York itu, memiliki teknologi untuk meverifikasi pengguna media sosial, termasuk akun palsu yang menjadi pemicu persoalan.
Baca Juga: Elon Musk Serang Balik Twitter, Layangkan Gugatan Setebal 164 Halaman