Sungai Yangtze Mengering, Sejumlah Perusahaan Raksasa di China Berhenti Beroperasi

- 23 Agustus 2022, 09:05 WIB
Ilustrasi Sungai Yangtze yang merupakan salah satu sungai paling berbahaya di dunia.
Ilustrasi Sungai Yangtze yang merupakan salah satu sungai paling berbahaya di dunia. /Instagram @syslab.pt/

KEPRI POST - Keberadaan Sungai Yangtze di China, tak hanya berdampak pada perekonomian masyarakat kecil seperti petani saja. Namun juga berdampak pada keberlangsungan sektor industri besar serta kelistrikan.

Terbaru, kondisi sungai Yangtze saat ini mengalami kekeringan akibat musim panas yang dibarengi gelombang panas, mengakibatkan sungai Yangtze kekeringan.

Bahkan debit aliran sungai utamanya, sampai berkurang hingga 50 persen. Apalagi di beberapa anak sungai, kering kerontang hingga tampak dasar sungainya.

Baca Juga: Lokasi Penukaran Uang Baru 2022 di Kepri dan Riau Hari Ini

Keringnya Sungai Yangtze menyebabkan suplai kebutuhan listrik dari PLTA pemerintah Tiongkok berkurang drastis. Karena selama ini sejumlah turbin di PLTA tersebut, mengandalkan aliran Sungay Yangtze.

Di Provinsi Sichuan, sekitar 80 persen aliran listrik di wilayah tersebut berasal dari PLTA. Karena itulah, berkurangnya debit air sungai membuat pemerintah Sichuan ketir-ketir.

Benar saja, kurangnya pasokan listrik dari PLTA Sinchuan menyebabkan sejumlah perusahaan yang berada di provinsi tersebut, kalang kabut.

Sebab pemerintah Sinchuan terpaksa melakukan penghematan listrik dan pembatasan listrik, dan harus membagi pasokan listrik untuk masyarakat dan juga untuk keberlangsungan industri.

Baca Juga: Info Loker Batam, Rumah Sakit Awal Bros Buka 7 Lowongan Kerja

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x