Sekutu Putin Serukan Penggunaan Nuklir Berdaya Rendah di Ukraina

- 3 Oktober 2022, 16:50 WIB
Pasukan Ukraina di Lyman mengganti bendera Rusia dengan bendera Ukraina.
Pasukan Ukraina di Lyman mengganti bendera Rusia dengan bendera Ukraina. /Twitter @olliecarrol

KEPRI POST - Rusia menarik pasukannya dari benteng utama Lyman di Ukraina Timur yang didudukinya, menyusul kekalahan pahit dan pengepungan oleh pasukan Ukraina. Selama ini Rusia menggunakan wilayah itu sebagai pusat logistik dan transportasi untuk operasinya.

Kekalahan pasukan Rusia dari benteng utama itu mendorong sekutu Putin untuk menyerukan penggunaan senjata nuklir berdaya rendah di Ukraina.

Pemimpin wilayah Chechnya, Ramzan Kadyrov, menyerukan tindakan yang lebih drastis atas jatuhnya benteng utama Lyman ke pasukan Ukraina. Tindakan drastis itu termasuk deklarasi darurat militer di daerah perbatasan dan penggunaan senjata nuklir berdaya rendah.

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Batam yang Lagi Hits dan Keren untuk Dikunjungi

"Menurut pendapat pribadi saya, tindakan yang lebih drastis harus diambil (oleh Rusia), hingga deklarasi darurat militer di daerah perbatasan dan penggunaan senjata nuklir berdaya rendah," tulis Kadyrov di Telegram.

Sekutu Putin lainnya, termasuk mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev dan pejabat tinggi lainnya juga menyarankan bahwa Moskow mungkin perlu menggunakan senjata nuklir.

Moskow menarik pasukannya dari kota timur Lyman di Ukraina pada Sabtu, 1 Oktober 2022, benteng untuk Kyiv, setelah dikepung oleh pasukan Ukraina. Ini terjadi setelah Putin menandatangani pencaplokan empat wilayah Ukraina, termasuk Donetsk, di mana Lyman berada.

Baca Juga: Lowongan Kerja 2022 di PT Excelitas Batam Cari Teknisi

"Pasukan Sekutu ditarik dari Lyman ke jalur yang lebih aman karena terciptanya ancaman pengepungan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x