Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara Picu Ketegangan di Asia Timur

- 8 Oktober 2022, 11:30 WIB
Seorang pria menonton TV yang menyiarkan peluncuran rudal balistik Korea Utara.
Seorang pria menonton TV yang menyiarkan peluncuran rudal balistik Korea Utara. /REUTERS/Kim Hong-Ji/

KEPRI POST - Langkah Korea Utara untuk meluncurkan rudal balistiknya memicu ketegangan baru di kawasan Asia Timur, Kamis 6 Oktober 2022. Unjuk kekuatan lain berupa latihan udara juga menyertai peluncuran rudal balistik tersebut.

Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain mengecam Korea Utara atas peluncuran rudal balistik itu. Kecaman itu menunjukkan meningkatnya ketegangan yang terjadi di kawasan Asia Timur.

Beberapa negara melayangkan pernyataan bersama setelah Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan untuk memberikan sanksi tambahan yang lebih keras kepada Korea Utara atas peluncuran rudal balistiknya.

Baca Juga: Korut Tembakkan 2 Rudal Balistik Jelang Kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Korsel

"(Kami) sangat mengecam peluncuran rudal balistik yang mengudara hingga Jepang pada Oktober dan peluncuran tujuh rudal balistik lainnya yang berlangsung sejak 25 September," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengutip laman Yonhap.

Korea Utara menembakkan dua rudal balistiknya pada Kamis, menandai peluncuran keenam dalam 12 hari terakhir. Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Korea Utara meluncurkan rudal balistik itu dari daerah Samsok, dekat Pyongyang antara pukul 06.01 dan 06.23 waktu setempat.

Rudal pertama meluncur sekitar 350 kilometer dan mencapai ketinggian hingga 80 kilometer. Kemudian rudal kedua menempuh jarak sekitar 800 kilometer setelah mencapai ketinggian hingga 60 kilometer.

Mengingat lintasannya, para ahli memperkirakan rudal pertama yang diluncurkan itu adalah KN-25 dan yang kedua KN-23, lebih dikenal sebagai versi Korea Utara dari rudal Iskander-M Rusia.

Baca Juga: James Cameron Sebut Avatar 2 Adalah Alegori Bagi Ancaman Ekologi

Ketegangan terus meningkat setelah beberapa jam kemudian 12 pesawat militer Korea Utara yang terdiri dari 4 pembom dan 8 jet tempur terbang dalam formasi menembak.

Langkah Korea Utara ini sebagai protes nyata terhadap latihan militer baru-baru ini antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Para pejabat Korea Selatan menyebut penerbangan formasi terjadi di selatan jalur pemantauan khusus antara kota Pyongyang dan Wonsan di Korea Utara sekitar pukul 2 siang.

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Batam yang Lagi Hits dan Keren untuk Dikunjungi

Garis pemantauan khusus adalah batas udara yang ditetapkan militer Korea Selatan untuk memungkinkan respon cepat atas gerakan Korea Utara. Dilaporkan, ini adalah pertama kalinya Korea Utara melakukan penerbangan formasi dan latihan serangan seperti itu sebagai protes terhadap Korea Selatan.

Dewan Keamanan Nasional Seoul (NSC) mengutuk peluncuran itu sebagai tantangan bagi masyarakat internasional yang tidak boleh diabaikan dan mengeluarkan peringatan terhadap Korea Utara.

"Provokasi Korea Utara hanya akan berakhir dengan tanggapan yang lebih kuat," kata NSC dalam pernyataannya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah