Rusia Bombardir Ukraina, Balas Dendam Putin Atas Ledakan di Jembatan Crimea

- 11 Oktober 2022, 06:05 WIB
Sejumlah bangunan di Ukraina hancur akibat serangan rudal Rusia, aksi balas dendam Putin atas ledakan di jembatan Crimea.
Sejumlah bangunan di Ukraina hancur akibat serangan rudal Rusia, aksi balas dendam Putin atas ledakan di jembatan Crimea. /REUTERS/Stringer.

KEPRI POST - Rusia meluncurkan rentetan serangan rudal ke kota-kota di Ukraina pada Senin, 10 Oktober 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Ukraina di jembatan Crimea.

Eskalasi yang meningkat dan serangan rudal itu menjadikan krisis perang Rusia - Ukraina yang hampir delapan bulan masih jauh dari penyelesaian.

Peningkatan eskalasi militer Rusia ke Ukraina menyebabkan beberapa warga sipil tewas, infrastruktur hancur, dan sejumlah kota dalam kegelapan.

Eskalasi militer yang tiba-tiba dan intens terjadi hanya dua hari setelah serangan terhadap jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dan Crimea.

Baca Juga: Lowongan Kerja SMK di PT Bintan Resort Cakrawala untuk Admin

Putin menyebut serangan Moskow di Ukraina sebagai tanggapan atas tindakan terorisnya, termasuk serangan terhadap jembatan ke Crimea. Ia mengancam akan memberikan balasan lebih keras jika serangan terus berlanjut terhadap Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim tujuan serangan rudal telah tercapai dalam sebuah serangan terkoordinasi terbesar ke Ukraina sejak awal perang.

"Hari ini, angkatan bersenjata Rusia telah melancarkan serangan besar-besaran dengan senjata jarak jauh presisi tinggi terhadap militer Ukraina, targetnya adalah komunikasi dan energi," katanya.

"Tujuan serangan telah tercapai, semua mengenai target yang ditentukan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Tanggapan Ukraina

Menyebutnya sebagai serangan teroris, Kyiv menuding Rusia meluncurkan setidaknya 75 rudal di Ukraina yang menargetkan ibukota Kyiv, dan kota-kota di selatan dan barat. Ledakan mengguncang beberapa kota di Ukraina, termasuk Kyiv, menewaskan sedikitnya delapan orang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia telah meluncurkan puluhan rudal dan drone buatan Iran ke Ukraina.

Menurut Rostyslav Smirnov, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, sedikitnya delapan orang tewas dan 24 lainnya cedera dalam sebuah serangan di Kyiv.

Baca Juga: Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Kapal Ferry dari Pelabuhan Domestik Sekupang ke Dumai Terbaru

Pantauan di ibukota Ukraina menunjukkan warga sipil dengan darah di pakaian dan tangan mereka. Di seberang Kyiv, sirene serangan udara berulang kali dibunyikan untuk menghadapi rentetan serangan rudal Rusia.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia meluncurkan setidaknya 75 rudal ke sasaran Ukraina.

"Negara teroris, Rusia, telah melakukan serangan rudal dan udara besar-besaran di wilayah Ukraina, juga menggunakan drone penyerang. Agresor meluncurkan 75 rudal, 41 di antaranya ditembak jatuh oleh pertahanan udara kami," kata Jenderal Valeriy Zaluzhny.

Zelenskyy menyebut Rusia sedang mencoba untuk menghancurkan dan menghapus Ukraina dari muka bumi.

Baca Juga: Sudah 2 Bulan Guru Non-ASN di Kepri Belum Gajian

Beberapa wilayah Ukraina, yang diserang oleh pasukan Rusia, melaporkan pemadaman listrik. Dalam pidatonya, Zelensky mengatakan Rusia memiliki dua target dalam serangan itu, yakni fasilitas energi di seluruh Ukraina dan rakyat.

Zelesnkyy menyarankan warga Ukraina untuk tinggal di tempat penampungan untuk menghadapi serangan Rusia yang meningkat.

Menurut laporan, pembangkit listrik termal Burshtynska di wilayah Ivano-Frankovsk ikut terkena serangan. Pembangkit ini tidak hanya menyediakan listrik di kota-kota barat Ukraina, tapi juga memasok listrik ke Hongaria, Slovakia, dan Rumania. Infrastruktur energi Ukraina menghadapi serangan hebat saat Rusia meningkatkan situasi.

Beberapa wilayah di Ukraina juga melaporkan masalah internet. Sebagaimana diberitakan Nexta, masalah internet dilaporkan di wilayah Khmelnytsky, Lviv, oltava dan kota Kharkiv dan Zhytomyr.

Baca Juga: 3 Cara Mudah Sembunyikan Status Online di WhatsApp

"Kita harus siap untuk gangguan sementara listrik, pasokan air, dan komunikasi", kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal.

Para pemimpin G7 dan Presiden Ukraina Zelenskyy merencanakan pembicaraan darurat pada Selasa ini. Uni Eropa mengutuk peningkatan serangan, dengan mengatakan bahwa Rusia yang menargetkan warga sipil merupakan kejahatan perang.

"Uni Eropa yakin serangan rudal Rusia terhadap warga sipil di Ukraina merupakan kejahatan perang," kata Juru Bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri blok itu, Josep Borrell.

"Menargetkan orang tanpa pandang bulu dalam serangan rudal ke sasaran sipil yang pengecut dan keji memang merupakan eskalasi lebih lanjut," katanya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah