Berusia 97 Tahun, Pertaruhan Terakhir Mahathir di Pemilu Malaysia

- 9 November 2022, 08:00 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bertekad bertarung terakhir kalinya di Pemilu Malaysia.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bertekad bertarung terakhir kalinya di Pemilu Malaysia. /

KEPRI POST - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan tekadnya untuk bertarung terakhir dalam Pemilu Malaysia kali ini di usianya ke-97 tahun. Ia menyatakan keinginannya untuk menggulingkan pemerintah yang dia sebut dipimpin oleh "penjahat".

Tekad Mahathir untuk bertarung lagi di pemilu Malaysia sudah bulat, bahkan meski itu bisa berarti ia harus bekerja sama sekali lagi dengan rival lamanya, Anwar Ibrahim.

Mahathir pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia selama lebih dari dua dekade dan kini memimpin koalisi oposisi untuk menggulingkan Barisan Nasional pada pemilu November ini.

Pada pemilu sebelumnya, Mahathir berkoalisi dengan Anwar Ibrahim untuk menggulingkan pemerintahan Barisan Nasional karena menghadapi tuduhan korupsi atas skandal 1MDB.

Baca Juga: SMOE Batam Buka 9 Lowongan Kerja untuk 426 Orang, Simak Syaratnya

Mahathir berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim, tapi koalisi multi-etnis itu pecah hanya dalam 22 bulan karena pertikaian internal. Pecahnya koalisi ini membuka jalan bagi Barisan yang dipimpin oleh partai nasionalis Melayu UMNO untuk kembali berkuasa.

Pengamat memperkirakan suara mayoritas etnis Melayu di negara itu bakal terpecah dalam pemilu mendatang antara berbagai partai Melayu yang muncul di tengah gejolak, termasuk partainya Mahathir.

Mahathir menegaskan bahwa pemilu kali ini kemungkinan akan menjadi pemilihan terakhirnya.

Ia bersumpah untuk "melawan orang Melayu yang jahat, orang Melayu yang kriminal ... melawan orang Melayu yang telah menghancurkan negara ini".

Baca Juga: McDermott Batam Buka 5 Lowongan Kerja, Minimal Tamatan SMA

Beberapa pemimpin UMNO menghadapi tuduhan korupsi yang diajukan terhadap mereka oleh pemerintahan Mahathir, termasuk mantan Perdana Menteri Najib Razak, yang dipenjara selama 12 tahun setelah dinyatakan bersalah pada September dalam kasus yang terkait dengan 1MDB. Najib membantah melakukan kesalahan.

Ras dan agama adalah isu yang memecah belah di Malaysia multietnik, di mana etnis minoritas Cina dan India memiliki sepertiga dari jumlah pemilih.

Jajak pendapat menunjukkan pemilihan kali ini akan berlangsung ketat, tanpa ada satu partai atau blok yang kemungkinan mendapatkan suara mayoritas.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Kepulauan Riau yang Terkenal, Tawarkan Pemandangan Menakjubkan

Mahathir mengatakan bahwa ia tidak akan bekerja sama dengan UMNO, karena kasus korupsi di partai yang pernah ia pimpin.

Namun dia tidak membantah kemungkinan bekerja sama dengan Anwar Ibrahim, meski dia mengatakan partai-partai perlu berdiskusi tentang siapa yang akan menjadi perdana menteri setelah pemilihan.

"Kami tidak setuju bahwa siapa pun harus, bahkan sebelum hasilnya keluar, mengklaim bahwa dia adalah calon perdana menteri," kata Mahathir.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah