Sejarah Tanjungpinang Ibukota Kepulauan Riau, Asal Nama, dan Awal Terbentuknya

- 13 Maret 2023, 15:40 WIB
Sejarah Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau, lengkap dengan asal nama dan awal terbentuknya.
Sejarah Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau, lengkap dengan asal nama dan awal terbentuknya. /tangkap layar/tanjungpinang/

KEPRI POST - Tanjungpinang adalah ibukota Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2022. Kota yang terletak di Pulau Bintan ini memiliki sejarah panjang dan makin dikenal pada masa Kerajaan Johor di masa Sultan Abdul Jalil Syah. 

Berdasarkan sejarahnya, nama Tanjungpinang diambil dari posisinya yang menjulur ke laut dan banyak ditumbuhi pohon pinang, dalam bahasa latin Areca Catechu. Pohon yang berada di semenanjung tersebut menjadi petunjuk bagi pelayar yang akan masuk ke Sungai Bintan.

Pohon pinang dipilih sebagai tanaman di semenanjung Tanjungpinang, karena pohonnya yang bisa tumbuh menjulang tinggi. Sehingga memudahkan pelayar menuju Sungai Bintan, yang menjadi sejarah bagi kerajaan Bentan yang berpusat di Bukit Batu.

Memiliki posisi yang strategis di Pulau Bintan dan sebagai pusat kebudayaan Melayu serta lalu lintas perdagangan, menjadikan nama Tanjungpinang semakin terkenal dan tersohor di pelosok nusantara.

Baca Juga: Ada Apa di Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat Tanjungpinang? Ini Penjelasannya 

Sejarah Tanjungpinang juga tidak terlepas dari Kerajaan Melayu Johor-Riau, pada masa Sultan Abdul Jalil Syah. Sultan memerintahkan Laksemana Tun Abdul Jamil membuka sebuah bandar perdagangan yang berada di Pulau Bintan, tepatnya di Sungai Carang, Hulu Sungai Riau.

Bandar perdagangan baru tersebut menjadi bandar yang ramai, yang kemudian dikenal dengan nama Bandar Riau. Tanjungpinang memiliki peran yang sangat penting sebagai kawasan penyangga dan pintu masuk ke Bandar Riau.

Pada masa Perang Riau pada tahun 1782-1784 antara Kerajaan Riau dengan Belanda, keberadaan Tanjungpinang semakin diperhitungkan, yakni saat pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah.

Peperangan yang berlangsung selama dua tahun itu mencapai puncaknya dengan kemenangan kerajaan Melayu Riau pada 6 Januari 1784. Kemenangan ini ditandai dengan hancurnya sebuah kapal komando Belanda "Malaka’s Wal Faren" dan mendesak Belanda mundur dari perairan Riau. Tanggal 6 Januari tersebut kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi Tanjungpinang.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah