Debu dan ISPA Hantui Masyarakat Tanjungpiayu, Warga Keluhkan Aktivitas Truk Pengangkut Tanah

- 25 April 2024, 15:00 WIB
Truk roda 10, penyebab jalan rusak di kawasan Tanjungpiayu, Kota Batam, beroperasi lagi di kawasan Bukit Barelang.
Truk roda 10, penyebab jalan rusak di kawasan Tanjungpiayu, Kota Batam, beroperasi lagi di kawasan Bukit Barelang. /kepripost.com/

KEPRI POST - Warga Kelurahan Tanjungpiayu dan Duriangkang, Kecamatan Seibeduk, Kota Batam, mengeluhkan aktivitas truk pengangkut tanah yang lalu lalang tanpa penutup.

Aktivitas itu tidak hanya menyebabkan debu berterbangan, namun juga memicu dampak buruk bagi kesehatan masyarakat, seperti penyakit ISPA dan iritasi pada mata.

Tidak sedikit warga Seibeduk, baik dewasa hingga anak-anak yang batuk-batuk, karena dipaksa menghirup debu yang berterbangan setiap harinya dari aktivitas truk pengangkut tanah.

Truk-truk pengangkut tanah ini beroperasi di tiga lokasi, yakni kawasan Perumahan Bukit Barelang dan Pesona Bukit Laguna, samping Kelurahan Duriangkang, dan arah ke Kampung Bagan.

Baca Juga: Ini Kandidat Berpeluang Maju di Pilgub Kepri 2024, Ada Petahana, Kapolda, hingga Wali Kota

"Beroperasinya truk pengangkut tanah tanah telah menyebabkan polusi udara, banyak anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan dan batuk," keluh Hasan, warga Tanjungpiayu, Kamis, 25 April 2024.

Pantauan KepriPost.com, di kawasan Bukit Barelang dan Pesona Bukit Laguna memang sedang ada kegiatan pemotongan bukit dan penimbunan lahan untuk pembangunan perumahan. Penimbunan lahan tersebut menyebabkan puluhan hektare hutan bakau rusak.

Yang bikin miris adalah lalu lalang truk pengangkut tanah tanpa ada terpal penutup, sehingga menyebabkan debu tebal dan ceceran tanah di sepanjang jalan yang dilalui kendaraan.

Saat kemarau, warga sekitar Perumahan Bukit Barelang, Oleana, Glory, dan Laguna dipaksa menghirup debu-debu halus yang berterbangan. Sehingga banyak yang mengalami gangguan kesehatan pernafasan atau ISPA dan batuk-batuk.

Sementara saat hujan, ceceran tanah menjadikan jalan di kawasan itu licin dan berlumpur, sangat membahayakan bagi pengendara kendaraan bermotor.

Beroperasinya kendaraan ini sempat dipermasalahkan warga, karena bikin jalan rusak, tanah berserakan, dan banyak pengendara jatuh.

Aktivitas truk pengangkut tanah sempat terhenti, namun hanya sebentar beroperasi lagi, termasuk saat Ramadhan dan menjelang Lebaran Idul Fitri.

Kondisi yang sama juga terlihat di area pemotongan bukit di samping Kantor Kelurahan Duriangkang.

Tanah hasil pemotongan itu kemudian dibawa dengan truk bak terbuka ke arah Kampung Bagan.

Banyak pengendara yang harus menutup hidung saat berada di belakang truk atau berpas-pasan dengan kendaraan pengangkut tanah. 

Apalagi saat kendaraan berat tersebut melaju kencang, debu tebal berterbangan dan mengganggu pandangan pengendara kendaraan bermotor.

"Debunya kemana-mana dan sangat mengganggu pengendara maupun pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Kenapa ya aktivitas seperti itu dibiarkan saja tanpa ada tindakan dari pihak terkait?" keluh Hamid, pedagang di Pancur, Tanjungpiayu.

Warga berharap pihak terkait dapat menertibkan lalu lalangnya truk-truk pengangkut tanah dengan bak terbuka dan aktivitas yang merusak lingkungan. Karena sangat mengganggu kesehatan masyarakat dan keamanan pengendara.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah