Polda Riau Turunkan 200 Personel Bantu Pengamanan Rempang Batam

- 15 September 2023, 15:30 WIB
Satuan Brimob Polda Riau menurunkan 200 personel untuk membantu pengamanan investasi di Pulau Rempang, Batam.
Satuan Brimob Polda Riau menurunkan 200 personel untuk membantu pengamanan investasi di Pulau Rempang, Batam. /tangkap layar/polda riau/

KEPRI POST - Satuan Brimob Polda Riau menurunkan sebanyak 200 personel untuk membantu pengamanan investasi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Komandan Sat Brimob Polda Riau, Kombes Pol Ronny Lumban Gaol mengatakan, 200 personel yang diturunkan itu merupakan petugas terlatih dan pilihan. Mereka akan membantu Polda Kepri dalam melakukan pengamanan secara humanis.

Kombes Ronny mengingatkan kepada 200 personel Sat Brimob yang berangkat ke wilayah hukum Polda Kepri untuk senantiasa menjaga nama baik kesatuan. Ia juga meminta para personel melindungi masyarakat menjaga loyalitas.

Baca Juga: 3 Permasalahan Konflik Rempang Batam Menurut Menteri Bahlil, Salah Satunya Sosialisasi Belum Baik

"Jangan sampai membuat citra kepolisian menjadi tidak baik, serta laksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab," pesannya, Kamis 14 September 2023.

Pengembangan investasi di wilayah Rempang sebagai kawasan Rempang Eco City dan terdaftar dalam Program Strategis Nasional 2023 sempat memicu bentrok antara warga dengan aparat gabungan. Bentrok itu terjadi saat aparat hendak melakukan pengamanan pematokan lahan dan dalam aksi demo di Kantor BP Batam.

Pengembangan kawasan Rempang Eco City diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus 2023.

Rempang Eco City adalah proyek yang menjadikan Pulau Rempang dan sebagian Pulau Galang sebagai kawasan industri, perdagangan, dan kawasan wisata terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mendorong daya saing dengan Singapura dan Malaysia.

Baca Juga: BP Batam Ajukan Tambahan Anggaran untuk Rempang Eco City Rp1,6 Triliun

Salah satu perusahaan yang akan berinvestasi di Rempang adalah Xinyi Group dari China. Perusahaan ini akan membangun pabrik kaca dan panel surya terbesar kedua di dunia setelah China dengan nilai investasi antara Rp175 triliun hingga Rp361 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap tiga permasalahan yang menyebabkan konflik di Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam. Pertama, karena sosialisasi yang belum berjalan dengan baik.

Kedua, terkait dengan pencabutan izin enam perusahaan di wilayah Rempang, karena setelah diusut, terdapat kekeliruan prosedur.

Ketiga, Bahlil menyebut bahwa tidak semua negara senang dengan Indonesia apabila investasi jumbo dari Xinyi Group asal China di kawasan Rempang berjalan. Apalagi awal dibentuknya BP Batam adalah untuk mengimbangi kemajuan Singapura.

"Dulu zaman BP Batam dibuat ini adalah untuk mengimbangi Singapura, (tapi) apa sih yang terjadi sekarang. Setiap kita mau bangun besar di sana, ada aja," ujarnya dalam raker di Komisi VI DPR tentang Rempang, Rabu, 13 September 2023.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah