Kisah Nabi Muhammad: Metode Dakwah, Wahyu, dan Mukjizat

- 26 September 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad, metode dakwah, wahyu, dan mukjizatnya. Muhammad artinya adalah orang yang terpuji.
Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad, metode dakwah, wahyu, dan mukjizatnya. Muhammad artinya adalah orang yang terpuji. /Pixabay/chiplanay

KEPRI POST - Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah. Kakeknya, Abdul Muttalib, menamainya Muhammad (orang terpuji), sebuah nama yang belum pernah digunakan dan dikenal sebelumnya.

Ketika lahir, Muhammad telah menjadi anak yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun, Nabi Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, setelah berziarah ke kuburan suaminya.

Kemudian, Nabi diasuh oleh Abdul Muttalib. Sebelum Nabi berusia 8 tahun, kakek nya wafat. Pamannya, Abu Thalib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Nabi.

Baca Juga: Kisah Nabi Ilyas dan Ilyasa: Keistimewaan, Sejarah, dan Hikmah

Sejak bayi, tanda-tanda kenabian telah tampak pada diri Nabi Muhammad. Pada usia 5 bulan ia sudah bisa berjalan, dan pada usia 9 bulan sudah pandai berbicara. Pada usia 2 tahun, ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah binti Abi Dua'ib, ibu susunya, untuk menggembala kambing. Pada usia inilah ia didatangi oleh dua malaikat.

Mereka membuka baju Nabi, membelah dadanya dan menyiramkan air ke dalamnya untuk mencuci hatinya agar senantiasa bersih. Kemudian mereka menutup dada Nabi  kembali tanpa bekas ataupun luka.

Ada suatu peristiwa yang mendahului kelahiran Nabi. Peristiwa itu menjadi pertanda bahwa Allah melindungi agama yang akan dibawanya. Tahun terjadinya peristiwa itu disebut Tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan gajah yang dipimpin Abrahah, penguasa Habasyah (kini Ethiopia), menyerbu kota Mekah untuk menghancurkan Ka'bah.

Abrahah ingin mengambil alih peranan kota Mekah dengan Ka'bahnya sebagai pusat perekonomian dan peribadatan bangsa Arab. Sebelumnya, Abrahah sudah membangun Al Quiles, sebuah rumah ibadah megah di Yaman, sebagai pengganti Ka'bah.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman AS

Nabi Muhammad tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur. Melalui Hilful-Fudul dan kegiatannya membantu pamannya berdagang, nama Muhammad makin terkenal sebagai seorang yang terpercaya.

Karena kejujurannya, ia mendapat gelar Al-Amin, yang berarti yang terpercaya. Para pemimpin Mekah juga pernah mempercayai Nabi untuk menyelesaikan perselisihan mereka, dengan memimpin peletakan Hajar Aswad, saat perbaikan Ka'bah yang rusak akibat banjir.

Pada usia 25 tahun, Nabi menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40 tahun. Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Nabi untuk menjajakan dagangannya ke Suriah.

Karena kejujuran Nabi, Khadijah menaruh hati padanya dan menikahinya. Pasangan Khadijah-Muhammad dikaruniai 2 putra (Qasim serta Abdullah) dan 4 putri (Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan Fatimah). Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam. Ia meninggai pada usia 65 tahun, setelah 25 tahun menikah dengan Muhammad.

Dakwah Nabi Muhammad

Ada dua tahap dakwah yang dilakukan Nabi. Pertama, dakwah secara diam-diam selama 3 tahun. Keluarga dan sahabat Nabi yang masuk islam pada tahap ini antara lain Khadijah, Abu Bakar as-Siddiq, dan Ali bin Abi Talib.

Kedua, dakwah secara terang-terangan, yang dilakukan Nabi setelah turun perintah Allah (Q.15:94). Dakwah ini berlangsung hingga Nabi wafat. Banyak sahabat yang memeluk Islam pada masa ini, diantaranya Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.

Aksi Menentang Dakwah

Kaum kafir Quraisy tak mampu menghentikan dakwah Nabi. Berbagai cara mereka lakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk menemui Abu Thalib dan meminta agar ia mau membujuk keponakannya berhenti berdakwah.

Namun Nabi menolak permintaan tersebut. Melihat keteguhan hati Muhammad, Abu Thalib akhirnya mendukung keputusan keponakannya itu dan berjanji untuk selalu melindunginya dari ancaman orang Quraisy.

Wahyu Pertama

Menjelang usia 40 tahun, Nabi sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Gua ini terletak di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah. Tingginya 155 cm dan bisa memuat 4 orang.

Di gua ini Nabi beribadah sepanjang Ramadhan. Di gua ini pula Nabi menerima wahyu pertamanya pada tanggal 17 Ramadhan 12 SH/6 Agustus 610 M. Malaikat Jibril menemui dan menyuruhnya membaca wahyu Allah (Q.96:1-5).

Mukjizat

Nabi dikaruniai beberapa mukjizat. Dari sekian banyak mukjizat itu, Al Quran merupakan mukjizat Nabi yang paling besar pengaruhnya bagi Islam dan dijadikan pegangan hidup bagi setiap muslim. Tidak ada yang dapat menyamai isi Al Quran hingga kini (Q.11:13).

Mu'jizat-mu'jizat Nabi Muhammad yang lain, misalnya: Nabi dapat mengetahui isi hati lawan, tubuhnya menebarkan bau harum, bumi patuh atas perintahnya, dan Nabi bisa mengeluarkan susu dari seekor kambing kurus.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x