Jadi Investor di Pulau Rempang, Xinyi Bakal Jadikan Batam Pusat Hilirisasi Silika dan Panel Surya

- 19 September 2023, 20:45 WIB
Jadi investor di Pulau Rempang, Xinyi Group asal China bakal jadikan Batam pusat hilirisasi silika dan panel surya.
Jadi investor di Pulau Rempang, Xinyi Group asal China bakal jadikan Batam pusat hilirisasi silika dan panel surya. /Tangkap layar/bp batam/

KEPRI POST - Jadi investor pertama di Pulau Rempang, Xinyi Group bakal menjadikan Kota Batam sebagai pusat hilirisasi silika atau pasir kuarsa yang jadi bahan baku panel surya. Xinyi Group menaungi Xinyi Glass dan Xinyi Solar, perusahaan yang berdiri sejak 1988 dan melantai di Bursa Efek Hong Kong sejak Februari 2005.

Investor asal China ini menilai Batam memiliki peluang menjadi kawasan pemasok panel surya dan semikonduktor untuk pasar ekspor. Pilihan Xinyi adalah Pulau Rempang, karena memiliki ketersediaan lahan untuk pabrik kaca dan pansel surya minimal 2.000 hektare.

Tahap awal, Xinyi akan menggelontorkan investasi senilai Rp175 triliun untuk membangun pabrik kaca dan solar panel di Rempang, Batam. Pabrik ini akan menjadi yang terbesar kedua di dunia, setelah China.

Baca Juga: Menteri Bahlil Lahadalia Selesaikan Konflik Rempang Eco City, Warga Tidak Digusur, Tapi Digeser

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan perusahaan tersebut di Chengdu, China pada 28 Juli 2023. Produsen kaca terbesar di dunia ini membuat berbagai produk kaca untuk kebutuhan sektor otomotif, konstruksi, hingga energi.

"Kita punya pasir kuarsa, silika, yang selama ini kita ekspor raw material (mentah). Dengan membangun ekosistem pabrik kaca dan panel surya, ini merupakan bagian hilirisasi di sektor pasir kuarsa,” ujar Bahlil.

Batam menjadi pilihan untuk membangun pabrik panel surya usai pemerintah mengincar peluang ekspor listrik ke negara tetangga, Singapura. Panel surya menjadi pilihan karena Singapura menghendaki listrik dari sumber energi baru terbarukan.

Pemerintah kemudian memberikan syarat supaya ekspor listrik itu mendapat izin. Pemerintah menghendaki panel surya tersebut dibuat di dalam negeri. Batam, menjadi fokus utama pemerintah menentukan lokasi ekosistem panel surya dan PLTS.

Baca Juga: Polda Kepri Buru Penyebar Informasi Hoax Ustaz Abdul Somad Dipanggil Polisi Terkait Rempang

Kesepakatan ekspor listrik EBT sudah disahkan pada 8 September 2023. Kementerian ESDM dan Singapura sepakat soal jual beli listrik sebesar 2 gigawatt. Ada delapan perusahaan yang mendapat izin. Sejauh ini, baru Pulau Bulan, Batam, yang dipastikan menjadi salah satu lokasi pembangunan PLTS.

Dengan adanya rencana tersebut, Xinyi pun kini berpeluang menjadi pamasok panel surya. Xinyi Glass adalah produsen kaca terbesar di dunia yang menguasai 26 persen pangsa pasar.
Menurut Bahlil, Xinyi berminat menanamkan investasi karena Indonesia memiliki pasir kuarsa dan silika sebagai bahan baku kaca dan panel surya.

"Sekitar 90 persen hasil produksi untuk kebutuhan ekspor, sisanya untuk dalam negeri," kata Bahlil.

Rempang bukanlah lokasi investasi pertama Xinyi di Indonesia. Perusahaan China itu sudah lebih dulu berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE) Gresik pada 2022.

Ekosistem Panel Surya dan Semikonduktor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan pemerintah berencana melakukan hilirisasi terhadap pasir silika atau pasir kuarsa.

Luhut mengatakan bahwa rencana ini dilakukan untuk membangun industri panel surya dan berharap dapat membangun semikonduktor di Indonesia.

"Anda tahu kita punya banyak silika. Jadi nanti kita akan membangun fotovoltaik. Kemudian panel surya, kemudian pada akhirnya mungkin kita bisa membangun semikonduktor,” katanya pada Kamis, 7 September 2023.

Baca Juga: Menteri ATR Janjikan Sertifikat Hak Milik untuk Korban Penggusuran Rempang

Luhut menjelaskan bahwa rencana hilirisasi pasir kuarsa ini untuk mengembangkan potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini.

Selain itu, hilirisasi juga akan menambah pendapatan dari Indonesia dan tidak hanya mengeskpor bahan mentah ke negara-negara lainnya tapi bahan yang sudah jadi.

"Kita tidak hanya mengeskpor, kita juga bisa membangunnya di sini. Karena kita mempunyai banyak potensi energi terbarukan,” ujarnya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x